Inotek Award 2025: Kabupaten Probolinggo Moncer Lewat Inovasi Agribisnis & Energi Terbarukan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Langkah inovatif Kabupaten Probolinggo kembali membuahkan hasil. 

Dalam Inotek Award 2025, daerah yang tengah gencar mempromosikan potensi wisatanya lewat Seven Lakes Festival 2025 ini masuk deretan daerah paling progresif dalam pengembangan agribisnis dan energi terbarukan.

Penghargaan diserahkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak kepada Bupati Probolinggo, dr Muhammad Haris (Gus Haris), Kamis (13/11/2025).

Melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), sejumlah inovasi unggulan kembali mencuri perhatian dewan juri.

Tiga inovasi yang mendapat apresiasi yaitu Mikro Plus, Tameng, dan Penerobos di Sistem Perakaran Tanaman. Ketiganya dinilai memiliki kontribusi kuat dalam pengembangan agribisnis serta penguatan sektor energi baru terbarukan.

Baca juga: Pesona Batik Probolinggo dan 7 Lakes Fashion Warnai Pembukaan The Seven Lakes Festival 2025

Atas capaian tersebut, Kabupaten Probolinggo dinobatkan sebagai Terinovatif III Kategori Agribisnis dan Energi Baru Terbarukan. 

Prestasi Probolinggo Bertambah

Penghargaan ini melengkapi deretan prestasi daerah dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus mengukuhkan komitmen pemerintah kabupaten dalam memperluas praktik pembangunan berbasis inovasi.

Bupati Probolinggo, dr Muhammad Haris, menyebut penghargaan tersebut sebagai bukti bahwa kerja kolaboratif antarlembaga di daerah terus menunjukkan hasil.

Baca juga: Desa Tematik Hijau Harumkan Kabupaten Probolinggo di Indonesia Kita Awards 2025

“Inovasi bukan hanya soal ide, tetapi tentang keberanian mengeksekusi dan memastikan manfaatnya dirasakan masyarakat. Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk memperkuat langkah-langkah transformasi di sektor pembangunan,” ujar Gus Haris, Jumat (14/11/2025).

Menurut Gus Haris, Pemkab Probolinggo akan terus memperluas ruang inovasi di berbagai organisasi perangkat daerah. Ia menyebut kompetisi antar-inovasi bukan sekadar lomba, tetapi momentum untuk mengukur efektivitas program pemerintah di lapangan.***