Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Firasat Adik Santri Sebelum Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menangis Minta Kakaknya Segera Pulang
Kantung mata Fitri menebal dan pipinya sembab tanda air mata berkali-kali tumpah selama mencari keberadaan sang anak
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Fitri, ibu dari Virgiawan Narendra Sugiarto (16), santri Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo, menunggu dengan penuh duka di RS Bhayangkara Surabaya setelah putranya dinyatakan meninggal akibat tertimbun reruntuhan ponpes.
- Rendra, sapaan akrab Virgiawan, dikenal sebagai anak penurut, rajin, dan istiqamah beribadah; ia wafat saat menunaikan Salat Asar berjamaah di pesantren.
- Fitri mengungkapkan adanya firasat kepergian putranya melalui adik Rendra yang beberapa hari sebelumnya terus menangis dan meminta kakaknya pulang.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kantung mata Fitri menebal dan pipinya sembab tanda air mata berkali-kali tumpah selama mencari keberadaan sang anak sulung Virgiawan Narendra Sugiarto (16) yang hilang tertimbun runtuhan Gedung Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, hampir sepekan lamanya.
Perempuan berkerudung cokelat itu, cuma bisa duduk di kursi besi bersandar dengan bantalan spon warna biru dengan posisi meringkuk, di ruang tunggu Posko Ante-Mortem RS Bhayangkara, pada Selasa (7/10/2025) malam.
Cara duduknya miring sisi kiri, lalu pipi kirinya disandarkan pada besi sandaran penopang punggung. Bukan sedang tidur. Matanya tetap terbuka namun sayu menatap kosong ke arah permukaan berpaving ruangan tersebut.
Ia cuma ditemani dua orang kerabat untuk menjemput jenazah putranya. Kedua kerabatnya itu duduk di deretan kursi bagian belakang kursi tempat Fitri duduk.
Fitri dan kedua kerabatnya sedang menunggu proses pengambilan jenazah Rendra, panggilan kesayangan sang putra.
Rendra merupakan anak yang penurut, rajin dan istiqamah beribadah. Fitri tak kuasa menceritakan banyak hal terkait nasib sang anak yang anak berakhir dalam insiden nahas tersebut.
Namun, ia tetap berkeyakinan bahwa sang anak meninggal dunia dalam keadaan terbaik. Selain karena sedang berstatus sebagai santri dan murid yang sedang mondok atau menuntut ilmu.
Baca juga: 67 Korban Tewas, Polda Jatim Buka Suara Soal Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Sang anak meninggal dunia dalam keadaan sedang menunaikan ibadah Salat Asar berjamaah dengan teman sesama santri yang lainnya.
"Saya kalau cerita nanti teringat ingat lagi. Saya engga kuat ngomong," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa (7/10/2025) malam.
Lalu mengenai firasat yang menandai kepergian sang anak sulung. Fitri sempat bercerita singkat jika firasat tersebut malah muncul dari adik Rendra atau anak keduanya.
Beberapa hari sebelum insiden nahas tersebut terjadi kerap kali merengek meminta agar sang kakak yang masih mondok di ponpes tersebut untuk segera pulang.
"Kemarin firasat adiknya yang nangis terus karena kangen, mas pulang mas pulang," pungkasnya.
Baca juga: Firasat Aneh Keluarga Santri Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: Video Lama Tiba-tiba Di-like

Sementara itu, sejumlah 17 jenazah korban dari ambruknya Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil diidentifikasi dan diketaui identitasnya kembali oleh Anggota Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa (7/10/2025) malam.
Belasan orang jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut berasal dari proses pencocokan sampel data Post-Mortem (PM) dan Ante-Mortem (AM) terhadap 18 kantung jenazah.
Sehingga, dari data baru tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, menjadi 34 jenazah dari 64 kantung jenazah yang diterima.
Baca juga: Berakhir Operasi Pencarian Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 67 Tewas, 104 Selamat
Ternyata, terdapat pula, jenazah korban yang terpisah menjadi dua bagian kantong jenazah. Yakni, atas nama Moch Ali Sirojuddin, laki-laki, 13 Tahun, Alamat Dupak Rukun 02/111 RT 012 RW 002, Dupak, Krembangan, Kota Surabaya.
Kantong jenazahnya bernomor PM RSBB B-012 dan kantong jenazah dengan nomor PM RSB B-032 teridentifikasi melalui DNA dan medis.
Selain itu, ternyata ada juga korban yang berada dari Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan, lainnya ada yang dari Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Kediri, Bangkalan.
Sedangkan nama Virgiawan Narendra Sugiarto (16) berada pada urutan keenam yang dibacakan oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya.
Jenazah bernomor PM RSB B-010 teridentifikasi melalui DNA dan medis cocok dengan nomor AM 061, sebagai Virgiawan Narendra Sugiarto, laki-laki, 16 tahun, beralamat Mayong Tengah RT 002 RW 003, Mayong, Karangbinangun, Lamongan.
Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr Khusnan Marzuki mengatakan, sampai dengan Selasa (7/10/2025 malam, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 34 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima.
"Saat ini proses operasi di Posko DVI masih berjalan dengan melakukan pendalaman dan dari AM dan juga PM," ujarnya RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa malam
Sosok Lora Moh Ubaidillah, Putra Kiai Ponpes di Blega yang Jadi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Daftar 17 Jenazah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny yang Diidentifikasi, Ada Santri Asal Kalbar |
![]() |
---|
Buntut Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Wali Kota Malang Tekankan Pentingnya Urus SLF |
![]() |
---|
Fauzi Kehilangan 4 Keponakan dalam Tragedi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Minta Penyelidikan Segera |
![]() |
---|
Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny Meminta Maaf, Yakini Para Korban Wafat dalam Keadaan Mulia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.