Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Subhanallah, Di Penjara 2 Napi Kasus Pembunuhan ini Ngajar Mengaji 100 Anak Warga, Begini Kisahnya

Kehadiran dua narapidana kasus pembunuhan sadis ini sebagai guru ngaji ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari warga.

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM Jawa Timur, Harun Suliono diapit Abdul Aziz (kiri) dan Suyono (kanan), dua napi yang menjadi guru ngaji 100 anak di Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Selasa (25/4/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Ada 13 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Klas I Lowokwaru, Kota Malang yang tinggal di Pondok Asimilasi di Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Dua diantaranya adalah Abdul Azis (38) dan M Suyono (43), dua napi kasus pembunuhan yang ditunjuk warga setempat menjadi guru ngaji.

Azis mengisahkan, dirinya dihukum 9 tahun karena kasus pembunuhan di Kraksaan Probolinggo. Sekitar Agustus 2017, diri dikirim ke Pondok Asimilasi Maguan. Di sinilah Azis mulai bergaul dengan warga desa setempat.

“Kan memang di sini kami dibiarkan bergaul seperti orang bebas. Meski kami napi, tapi tidak seperti di dalam penjara,” ucap Azis, Selasa (25/4/2017).

Baca: Lapas Lowokwaru Kembangkan Wisata Petik Buah Gratis, Tempat Sejuk Inilah yang Dipilih

Azis kemudian ditawari warga, untuk menjadi guru ngaji di musala terdekat. Musala tersebut berjarak sekitar 200 meter dari Pondok Asimilasi. Bangunannya pun cukup besar, dengan dua lantai.

Kebetulan belum ada guru ngaji untuk anak-anak. Kegiatan ngaji hanya diselenggarakan siang hari, itu pun khusus para ibu. Mendapat tawaran tersebut, Azis sempat ragu, namun akhirnya menerima.

“Sebelum masuk penjara kan dulu juga sempat ngaji. Selama di (LP) Lowokwaru juga rutin ngaji. Saya juga vokalis grup hadrah di Lowokwaru,” ungkap Azis.

Baca: Jelang Tengah Malam, Pelarian Tahanan Kabur ini Berakhir di Tempat Sunyi dan Menyeramkan

Kehadiran Azis sebagai guru ngaji ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Setiap selepas magrib hingga isya, lebih dari 100 anak belajar ngaji kepada Azis.

Yang membuat Azis bangga, ternyata meski statusnya narapidana, namun dirinya diterima sepenuhnya oleh warga.

Warga setempat berharap, Azis mau tinggal di desa Maguan setelah bebas Bulan Agustus nanti. Mereka berharap Azis tetap menjadi guru ngaji buat anak-anak. Azis pun kebingungan mendapat tawaran tersebut.

Bahkan ada yang menawari untuk mencarikan istri warga desa Maguan. Azis memang diceraikan istrinya setelah masuk penjara. Sementara dua anaknya juga dibawa oleh mantan istrinya.

“Sampai ada yang menawari akan mencarikan istri di sini. Saya mereka warga begitu menghargai saya. Bingung saya jadinya,” ujar Azis.

Baca: 17 Tahanan Polisi Kabur Diduga Akibat Siaran Langsung Real Madrid vs Bayern Munchen, Kok Bisa?

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved