Kasus Siswa Aniaya Guru
Universitas Negeri Malang Kecam Tindakan Kekerasan Siswa Kepada Guru Budi di Sampang
Guru tidak hanya seorang pendidik, namun juga bertindak sebagai orang tua di sekolah sehingga hal itu tindakan pencederaan
Penulis: Ayu Mufidah Kartika Sari | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ayu Mufidah KS
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Wakil Rektor 3 Universitas Negeri Malang, Syamsul Hadi, mengecam tindakan kekerasan siswa kepada guru bernama Ahmad Budi Cahyanto.
Syamsul Hadi mengatakan tindakan kekerasan kepada seorang guru merupakan suatu aib di dunia pendidikan.
Alasannya, guru tidak hanya seorang pendidik, namun juga bertindak sebagai orang tua di sekolah.
( Tolak Rehabilitasi, Istri Budi Minta Siswa Penganiaya Suaminya Dihukum Berat, Begini Curahan Hatinya )
Kenyataannya, guru SMA 1 Torjun Sampang tersebut dianiaya oleh siswanya dan mengakibatkan meninggal dunia.
"Ini adalah pencederaan di dunia pendidikan di negara kita. Ini sudah melampaui batas. Di mana guru adalah orang tua di sekolah tapi nyatanya tidak dihargai dan dihormati oleh siswanya," ucapnya, Kamis (8/2/2018).
Lebih lanjut, dalam sambutan acara Aksi Keprihatinan dan Doa Bersama Untuk Guru Budi di Gedung Sasana Budaya, ia berharap kasus ini mendapat banyak perhatian.
( 6 Hari Pasca Guru Budi Meninggal, Pelayat Terus Padati Rumah Duka, Para Donator Juga Tak Mau Kalah )
Menurutnya kasus kekerasan kepada guru dapat menurunkan nilai-nilai pendidikan generasi muda.
"Tidak menghormati guru, sama saperti tidak menghormati pendidikan. Inilah yang dapat menghancurkan kebudayaan dan pendidikan masa depan umat manusia. Kami mengutuk tindakan seperti ini," tandasnya.
Sebelumnya, Ahmad Budi Cahyanto adalah seorang guru seni rupa sebuah sekolah yang ada di Sampang, Jawa Timur.
( Kenang Guru Budi, Mahasiswi Cantik Tuban Bagi-bagi Bunga ke Pengendara )
Dia meninggal usai dipukuli oleh siswanya yang tak terima ditegur saat tertidur di kelas waktu Budi mengajar.