Puluhan Tahun Warga Magetan Dikepung Limbah Berbahaya dan Beracun
Patung Gubernur Soerjo, yang didirikan dipertigaan alun alun Magetan itu, hidung dan mulut pahlawan nasional ini, ditutup masker
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Patung Gubernur Soerjo, yang didirikan dipertigaan alun alun Magetan itu, hidung dan mulut pahlawan nasional ini, ditutup masker oleh warga setempat.
Aksi penutupan mulut dan hidung patung Gubernur Pertama Jawa Timur ini, merupakan bentuk kekecewaan warga atas pencemaran lingkungan oleh bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dirasakan warga Magetan selama bertahun-tahun.
"Warga Magetan sudah habis kesabarannya. Setiap hari terganggu dan merasakan polusi lingkungan akibat pembuangan limbah B3 di Kali (sungai) Gandong, dan ini dirasakan warga sudah bertahun tahun," kata Rudy Setiawan atau biasa disebut Rudy Gosong (Rugos) kepada Surya (tribunjatim.com), Senin (9/4/2018).
Menurut Rugos, pembuangan limbah B3 itu ditengarai dilakukan oleh dua industri kulit, yaitu Lingkungan Industri Kulit (LIK) yang dikelola Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Provinsi Jawa Timur dan perusahaan kulit PT Carma Kulit milik pengusaha Surabaya, yang keduanya berada di tepi Kali Gandong.
"Saya melakukan aksi perorangan ini mewakili warga Magetan. Ini karena laporan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan perihal limbah B3 yang dibuang tanpa melalui proses belum sekalipun mendapat tanggapan. Ini bentuk protes kami," jelas Rugos.
Baca: Mungil Berbentuk Gajah, Tas Nagita Slavina ini Harganya Bikin Netizen Nangis, Bisa Buat Beli Motor
Aksi ini, lanjut Rugos, merupakan aksi yang kedua. Sebelumnya, sabtu 7 April 2018 kemarin. Aksi sebelumnya , tidak memasang masker pada patung pahlawan nasional Gubernur Jawa Timur itu. Baru hari ini, aksi massa warga Magetan memasang masker penutup mulut dan hidung pahlawan.
"Aksi saya ini merupakan bentuk kejenuhan dan ketidak kepercayaan warga kepada Pemkab Magetan, yang tidak serius dalam pengelolaan lingkungan, utamanya limbah B3,"jelas pria bertampang sangar ini.
Lantaran itu, Rudy mendesak pemerintah untuk bisa memberi kepastian, penganan yang akan dilakukan, guna menjamin lingkungan hidup yang sehat untuk anak generasi setelah kita.
"Kami minta Bupati sudi menerima kami, sebagai warga Magetan untuk bisa menyampai-
kan seluruh aspirasi kami ini. Agar Magetan bisa menjadi lebih baik dimasa mendatang,"katanya.
Baca: Pakai Tas Ratusan Juta, Outfit Ayu Ting Ting saat ke Jepang Bikin Netizen Penasaran, Intip Fotonya!
Rugos berjanji akan melakukan aksi seperti ini, bahkan lebih besar, sampai Pemkab Magetan bisa menanggapi.
"Aksi akan terus kami lakukan, bahkan lebih besar, karena akan melibatkan warga di sepanjang Kali Gandong. Kami juga akan melayangkan surat laporan ke Kementerian Lingkungan Hidup," ujar Rugos.
Baca: Mantan Polisi yang Digebuki Massa di Malang itu Pernah Terlibat Curanmor, Narkoba. . .
Masalah pencemaran lingkungan akibat industri kulit ini sebenarnya pernah diangkat dan dikemukan Agus Raharjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dihadapan Bupati Magetan Sumantri. Namun sampai hari ini belum ada tindakan yang berarti dari Pemkab Magetan.
"Masalah pencemaran ini pernah diangkat di rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi B bersama dinas terkait. Tapi tidak ada wujud dan nyata kepedulian Pemkab Magetan,"pungkas Rugos. (Surya/Doni Prasetyo)