Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wisnu Sakti Buana Sebut Pendirian Studi Pusat Indonesia Tiongkok Merupakan Wujud Skema Luar Biasa

Selain itu, Wisnu juga turut mengapresiasi ide Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UINSA dengan mendirikan pusat studi tersebut.

Penulis: Samsul Arifin | Editor: Ayu Mufihdah KS
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL ARIFIN
Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana, saat menghadiri peresmian Pusat Studi Indonesia Tiongkok UINSA, Selasa (18/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana mengatakan, diresmikannya Pusat Studi Indonesia Tiongkok yang didirikan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, merupakan wujud skema yang luar biasa.

Sebab, dengan adanya pusat studi ini, kedua negara dapat saling mempelajari budaya dan mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok.

"Dari kalangan mahasiswa khususnya bisa saling mempelajari budaya kedua negara, guna mempererat hubungan Indonesia dan Tionghoa," ujarnya saat memberikan sambutan di Ruang Amphitheater, UIN Tower, Selasa (18/9/2018).

Konjen Republik Rakyat Tiongkok Surabaya Apresiasi Didirikannya Pusat Studi Indonesia Tiongkok

Selain itu, Wisnu juga turut mengapresiasi ide Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UINSA dengan mendirikan pusat studi tersebut.

Sebab, menurutnya pusat studi kedua negara baru pertama kali didirikan.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 UINSA, Wahidah Zein Siregar mengungkapkan, akan ada dua model materi yang diterapkan materi pada pusat studi.

Akui Tak Mudah Curi Kemenangan, Persib Bandung Buka Kunci Sukses Kalahkan Borneo FC

"Dua model research ini nantinya bisa international relation dari aspek politik, juga ada budaya pendidikan bahasa dan lainnya. Jadi kami bisa bekerja sama dengan pihak Tiongkok, kedua Bilateral relation dalam level kecil," jelasnya.

Dalam aspek Islam, Wahidah Zein Siregar mengatakan jika tokoh Tionghoa turut ambil peran dalam menyebarkan Islam, contohnya yaitu Panglima Cheng Ho.

"Nah ini supaya saling mengenal dan mengetahui budaya masing-masing. Dengan saling memahami dengan konteks studi politik, kalau politik murni bukan ranah kami," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved