Mendikbud Muhadjir Effendy: Kegiatan Belajar Mengajar Daerah Dampak Bencana Masih di Kelas Darurat
Mendikbud RI Muhadjir Effendy, mengatakan hingga saat ini anak-anak korban bencana di Lombok dan Palu masih menempati kelas darurat.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy, mengatakan hingga saat ini anak-anak korban bencana di Lombok dan Palu masih menempati kelas darurat.
Kelas darurat itu dibangun pemerintah untuk menggantikam sekolah yang rusak akibat bencana yang menerjang wilayah setempat beberapa waktu lalu.
"Mereka semua belajar di tenda, secara bertahap dialihkan," katanya ketika berkunjung ke Malang, Selasa (5/2/2019).
• Produk UD Putri Keong Asal Kediri Belum Ditarik Dari Pasar
• Terkait RUU Permusikan, Jerinx SID Tak Dukung dan Sebut Anji Main Aman, Sang Penyanyi Beri Balasan
• Larang Portal Armada Pasir Dibuka, Warga Dusun Kajar Kuning Lumajang Dibacok, Tangan Kirinya Luka
Ia mengatakan, Kemendikbud dan Kementerian PUPR telah berkoordinasi untuk memulihkan kegiatan belajar mengajar (KBM) agar kembali ke sekolah permanen.
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres), kata dia, tugas Kemendikbud hanya memastikan KBM di lokasi bencana dapat berjalan normal.
"Jadi, begitu selesai, mulai dari trauma healing, menyiapkan tenda darurat bersama UNICEF, kemudian sampai anak-anak dibangunkan kelas darurat oleh PUPR, maka tugas kita sebetulnya sudah bisa dibilang sudah selesai," tuturnya.
Untuk sekolah rusak akibat tsunami di Lampung dan Banten, Muhadjir menyebut tidak banyak.
• Khofifah Enggan Mengomentari Gelar dan Sebutan Cak Jancuk bagi Presiden Jokowi
• Tokoh Cosplayer Serial Kera Sakti Hadir Museum Angkut Malang, Cu Pat Kai Jadi Rebutan
• Menteri Susi Pudjiastuti Minta Kolam Buatan Pelabuhan PPN Prigi Trenggalek Dibongkar
Hingga saat ini, KBM juga masih dilaksanakan di kelas darurat.
"Di wilayah Lampung dan Banten tidak banyak sekolah yang rusak," lanjutnya.
Sebagai informasi, ribuan sekolah rusak akibat rentetan bencana yang menerjang Indonesia.
Di Lombok, 553 sekolah rusak akibat bencana gempa bumi.
Sedangkan akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tenggara, sekitar 2.736 sekolah mengalami kerusakan.