Antisipasi Flu Babi, Pemkot Surabaya Lakukan Sosialisasi, Mulai Gejala hingga Cara Antisipasi
Pemerintah Kota Surabaya lakukan sosialisasi untuk antisipasi flu babi, meski di Surabaya saat ini masih aman, dan belum ditemui kasus tersebut.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya lakukan sosialisasi untuk antisipasi flu babi, meski di Surabaya saat ini masih aman, dan belum ditemui kasus tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr Mira Novia mengatakan, sosialisasi ini penting sebagai langkah awal antisipasi virus H1N1 agar warga Surabaya aman.
"Semoga tidak ada warga Surabaya yang terkena virus H1N1 ini, karena penanganannya sangat ribet dan perlu kehati-hatian. Kamarnya harus terisolasi, perawat dan dokternya harus memakai masker khusus bukan yang biasa-biasa, dan ambulancenya harus selalu steril dan dibersihkan supaya tidak menular,” kata dr Mira Novia saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Senin (11/2/2019).
• Perketat Pengawasan Orang Asing, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya Bentuk 62 Timpora
Gejala penderita virus H1N1 sama seperti flu biasa.
Penderita mengalami batuk, demam dan sesak hingga komplikasi di paru-paru.
“Namun yang paling penting juga adalah sebelum dia flu, perlu diketahui dulu dia habis bepergian kemana, apakah dari luar negeri yang negaranya pernah terserang virus H1N1? Misalnya Hongkong, karena baru-baru ini ada kasus itu di sana. Atau Meksiko, di mana tahun 2009 silam awal mula virus ini ada," terangnya.
Dr Mira Novia mengimbau kepada warga Surabaya yang bepergian atau wisata ke luar negeri untuk menjaga kondisi tubuh.
• Ketemu Risma, Peneliti SSC Sebut Bukti Khofifah Tidak Baperan dan Lebih Berpikir Rasional
• Berpotensi Menjangkit Manusia, Dinas Kesehatan Surabaya Beri Langkah Deteksi Dini Gejala Flu Babi
Jika perlu, warga melakukan imunisasi sebelum berangkat bepergian.
“Di samping itu, kita harus selalu membudayakan hidup sehat sehari-hari, karena virus itu bisa datang dari mana-mana,” tambahnya.
Antisipasi ini juga dilakukan hingga Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RPH Surabaya, Bela Bima juga memastikan pemotongan babi di instansinya sudah steril dan melalui beberapa pemeriksaan sehingga aman.
• Juara Soeratin Cup, Persebaya U-17 Dapat Rp 40 Juta dari Tri Rismaharini
• Joko Susilo Andalkan Pengalaman Berkarier 10 Tahun untuk Tembus Jabatan Asisten Pelatih Timnas
Selama ini babi yang dikirimkan ke Surabaya datang dari daerah-daerah penghasil ternak babi seperti Blitar, Tulungagung, Situbondo dan beberapa daerah lainnya.
“Jadi, pada saat usia panen, dia dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan di daerah itu. Ini nanti yang akan mengeluarkan rekomendasi berupa surat keterangan kesehatan hewan. Nah, ketika tiba di RPH, surat inilah yang akan kami tanya,” kata Bima.
Pemeriksaan dicocokkan kembali oleh dokter hewan di RPH.
• Persinga Vs Persebaya Belum Jelas, Irfan Jaya Khawatir Tak Bersama Istrinya Melahirkan Anak Kedua
• Proses Hingga Aspek Kebersihan Sudah Standar, DKPP Surabaya Jamin Babi yang Dipotong di RPH Aman
Pemeriksaan umumnya memang dilakukan dua kali.
“Pemotongannya pun berbeda dengan sapi dan kambing. Dalam proses pemotongan inilah virus-virusnya dihilangkan. Tempatnya pun berbeda dengan pemotongan sapi dan kambing,” tambahnya. (Surya/Pipit Maulidiya)
Yuk Follow Instagram TribunJatim.com: