RSUD dr Iskak Tulungagung Diproyeksikan Buka Layanan Operasi Jantung Tahun 2023
Sebanyak 16 dokter spesialis jantung dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti pelatihan intervensi jantung di RSUD dr Iskak,
Penulis: David Yohanes | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sebanyak 16 dokter spesialis jantung dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti pelatihan intervensi jantung di RSUD dr Iskak, Sabtu (16/2/2019) dan Minggu (17/2/2019).
RSUD dr Iskak dipilih karena rumah sakit ini dianggap mumpuni dalam penanganan serangan jantung.
Sebelumnya rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini meluncurkan inovasi Layanan Syndroma Koronaria Akut (LASKAR).
Laskar dinilai memberi solusi penanganan serangan jantung yang cepat dan tepat, sehingga bisa menyelamatkan.
(Kekurangan Perawat, RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan Tunggu Keputusan Pemerintah Pusat)
(Untuk Tes Kesehatan, Ribuan CJH Lamongan Tak Perlu ke RSUD dr Soegiri, Cukup di Puskesmas)
LASKAR juga mendapat penghargaan Top 45 inovasi pelayanan publik, dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, Sp. B FINACS, mengaku sudah mempunyai cetak biru RSUD dr Iskak 25 tahun ke depan.
Salah satunya dengan mengembangkan rumah sakit ini menjadi pusat pelayanan jantung.
“Bahkan sudah dimasukkan dalam Perda pelayanan publik. Sehingga siapa pun bupatinya, program ini akan berkelanjutan,” tegas dr Supriyanto.
Saat ini RSUD dr Iskak menangani 4 hingga 8 pasien pasien penyakit jantung per hari.
RSUD dr Iskak juga sudah jadi rujukan intervensi jantung, untuk Jawa Timur bagian barat.
Dari jumlah pasien yang masuk, 30 persen di antaranya berasal dari luar Tulungagung.
(Pasien DBD di RSUD dr Sayidiman Magetan Naik 2 Kali Lipat, Dirawat di Lorong, Tapi Belum Masuk KLB)
(Sidak RSUD, Wabup Jombang: Pemkab Gratiskan Biaya Pasien DBD)
Dr Supriyanto juga meminta tambahan dua dokter intervensi jantung dari Persatuan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (Perki)
Dengan tambahan dua dokter lagi, diharapkan penanganan jantung di RSUD dr Iskak bisa lebih maksimal.
Apalagi jika ada faktor penyulit, seperti lemak penyumbat yang mengeras, proses intervensi membutuhkan waktu dan lebih penanganan yang rumit.
“Kalau rata-rata respon penanganan per pasien, 50 menit sudah selesai. Yang jadi masalah adalah proses membawa pasien ke rumah sakit yang lama,” sambung dr Supriyanto.