Habis Mandi, Perangkat Desa dari Jember Ini Mau Ngecas Ponsel ke Charger, Langsung Tewas Tersetrum
Habis Mandi, Perangkat Desa dari Jember Ini Mau Ngecas Ponsel ke Charger, Langsung Tewas Tersetrum.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Sudarma Adi
Seorang perangkat desa berasal dari Dusun Angsana Desa/Kecamatan Mumbulsari, Sri Handayani (50) tewas diduga tersengat aliran listrik, Senin (25/2/2019).
Sri diduga tersengat listrik saat ponselnya tersambung pada charger yang teraliri listrik.
Saat ditemukan, Sri dalam kondisi telentang di dalam kamarnya dan tubuhnya hanya terbalut handuk.
• Bocah 10 Tahun dan Mahasiswa Tenggelam di 2 Sungai Berbeda di Jember,Tim SAR Temukan Sudah Meninggal
• Ribuan Orang Lihat Millenial Road Safety Festival di Jember, Ada Atraksi Darsem Berdiri di Atas Moge
"Kondisi tubuhnya basah dan masih terbalut handuk. Mungkin korban ini usai mandi, kemudian mengecas ponsel ke sambungan listrik dan kesetrum," ujar Kapolsek Mumbulsari AKP Heri Supadmo, Senin (24/2/2019).
Polisi menemukan ada luka bakar di dada sebelah kanan dan telapak kanan bagian dalam.
Sementara kabel charger ponsel masih tersambung di saluran listrik.
• Bangun Jalur Lintas Selatan Banyuwangi-Jember, Staf Khusus Presiden Sebut 3 Bidang yang Terdampak
• 6 Orang Bernama Tuhan Akan Nyoblos di Pemilu 2019, KPU Jember : Sudah Ada Sejak 2014 Lalu
Ponsel berada di samping tubuh Sri, atau sudah terlepas dari kabel charger.
Tubuh Sri kali pertama ditemukan oleh kakaknya, Ny Sami.
Ketika itu Sami mendatangi rumah adiknya, dan mencari adiknya di dalam kamarnya.
Dia kaget mendapati sang adik sudah telentang di dalam kamar.
Melihat itu, Sami langsung memberitahu warga sekitar. Warga berusaha menolong Sri dengan membawanya ke Puksesmas Mumbulsari.
Sayangnya, nyawa Sri Handayani tidak tertolong.
Polisi yang mendapatkan laporan kemudian memeriksa tempat kejadian perkara, dan jenazah perangkat desa tersebut.
Dari pemeriksaan lokasi, jenazah, dan saksi-saksi, polisi akhirnya menyimpulkan jika Ny Sri tewas karena tersengat listrik.
Sementara itu, keluarga tidak menghendaki adanya otopsi. Polisi dan petugas medis hanya melakukan pemeriksaan luar pada jenazah dan tidak ditemukan tanda kekerasan atau keterlibatan pihak luar.
Keluarga kemudian menerima peristiwa itu sebagai musibah dan memilih menguburkan jenazah Sri di TPU desa setempat.