Jelang Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Pakisaji Malang Mulai Bikin Ogoh-ogoh, Begini Maknanya!
Kemeriahan menyambut perayaan Hari Raya Nyepi di Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji begitu terasa, Selasa (5/3/2019).
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, PAKISAJI – Kemeriahan menyambut perayaan Hari Raya Nyepi di Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji begitu terasa, Selasa (5/3/2019).
Di sana, warga yang sebagian besar beragama hindu itu sudah tampak sibuk dengan kegiatan membuat ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh yang digambarkan dengan berbagai karakter iblis tersebut rencananya akan dibakar pada malam hari pada Rabu (6/3/2019) sebelum ibadah nyepi yang dilaksanakan pada, Kamis (7/3/2019).
Berdasarkan pantauan SURYA (grup TribunJatim.com), ketika mengunjungi lokasi, sekelompok pemuda Dusun Karang Tengah dan beberapa disibukkan untuk mempersiapkan patung ogoh-ogoh yang dipajang di salah satu rumah.
• Wujud Toleransi, Umat Islam dan Kristen Bantu Buat 3 Ogoh-ogoh Untuk Nyepi di Desa Balun Lamongan
• Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi, Begini Makna Upacara Melasti Bagi Umat Hindu di Kabupaten Malang
Patung-patung itu rata-rata bertinggi sekitar dua meter. Karakternya keseluruhan dibuat menyeramkan.
"Kami akan arak dulu keliling kampung. Kemudian kami bawa ke lapangan untuk dibakar. Tapi sebelum itu kami juga lakukan sembahyang dulu di lapangan," beber Yefnaldi Prasetiyo seorang pemuda pembuat ogoh-ogoh.
Yefnaldi menambahkan, karakter ogoh-ogoh yang terkesan seram ternyata memiliki makna tersendiri.
Yakni, segala karakter roh jahat harus dibakar dan dimusnahkan.
Sebagaimana dalam upacara Tawur Kesana sebagai simbol untuk menghapuskan sifat-sifat negatif yang ada di bumi.
Setelah itu umat Hindu bisa menjalankan ibadah Nyepi dan menjalani kegiatan di tahun yang selanjutnya dengan penuh keberkahan.
“Setelah kami sembayang dan diarak ogoh-ogoh ini kami bakar," ujar pria yang akrab disapa Pras itu.
• Ratusan Umat Hindu Mojokerto Gelar Upacara Melasti Sambut Nyepi, Sarana Bersih Diri Pakai Air Suci
• 6 Kuliner Khas Bali yang Disajikan Saat Hari Raya Nyepi, Ada Cerorot sampai Nasi Tepeng
Pras menjelaskan, setiap tahun umat Hindu di tempat tinggalnya memang wajib melaksanakan pembakaran ogoh-ogoh saat malam Hari Raya Nyepi.
Prosesinya, umat Hindu akan terlebih dahulu melaksanakan ibadah hingga akhirnya ke acara puncak yakni upacara Tawur Kesana.
Pembakaran ogoh-ogoh ini juga sebagai representasi penghapusan angkara murka.
Bersama rekan-rekannya, Pras membuat lima karakter ogoh-ogoh tahun ini.