Hidupkan Mainan Tradisional, Gelar Festival Dolanan Tradisional di Pasuruan, Ada Egrang & Dakonan
Hidupkan Mainan Tradisional, Gelar Festival Dolanan Tradisional di Pasuruan, Ada Egrang & Dakonan.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Di perkembangan zaman modern sekarang, Pasuruan menjadi salah satu kabupaten yang tetap melestarikan permainan tradisional anak jaman dulu.
Sekarang, permainan tradisional ini mulai jarang ditemui.
Nah, untuk melestarikan itu, Pasuruan melalui sejumlah anak - anak muda milenial menyelenggarakan Festival Dolanan Tradisional Indonesia di Masjid Cheng Hoo, Kecamatan Pandaan.
• Puncak Hari Peduli Sampah Nasional, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf Ajak Masyarakat Punguti Sampah
• Terancam Rusak, Mahasiswa KKN STIE Gempol Pasuruan Lakukan Bersih-Bersih Cagar Budaya Goa Jepang
Kegiatan ini berlangsung sejak 9 - 11 Maret mendatang.
"Tujuan diadakannya acara ini adalah untuK mensosialisasikan permainan tradisional asli Indonesia yang selama ini sudah ditinggalkan bahkan dilupakan," kata Mustaghfirin, Ketua Panita acara ini.
• RDTR 2015 Belum Juga Rampung, DPRD Pasuruan: Penanaman Modal Anjlok, Pengangguran Meningkat
Firin, sapaan akrabnya, menjelaskan olahraga tradisional (oltrad) saat ini mulai dibangkitkan kembali dengan perlombaan di beberapa daerah di Indonesia.
Ia berharap masyarakat Pasuruan bisa lebih mencintai oltrad, apalagi ada generasi muda yang berprestasi di olahraga permainan ini.
Meskipun bagi anak milenial terkesan awam, antusiasme tergambar saat mereka masyarakat sekitar dan pengunjung Pasar Wisata Chenghoo, mencoba permain tradisional tersebut.
"Awalnya anak-anak yang melihat permainan tradisional ini merasa sulit. Tapi setelah mencoba, ternyata mudah dan mereka keasyikan bermain," jelasnya
Ada beberapa permainan yang dilombakan dalam festival ini, mulai egrang, terompah, holahop, balap karung, tarik tambang dan dakonan.
"Terlebih sekarang ini, jam pelajaran siswa sangat padat. Agar mereka tetep fokus dalam studi, badan mereka harus sehat.
Ya salah satunya dengan mempopulerkan kembali permainan tradisional ini, agar fisiknya anak sering bergerak dan badannya sehat," tegas ketua panitia.
Selain itu, permainan tradisional dinilai mampu meningkatkan kepekaan sosial anak, dan menjauhkan dari sifat individual.
"Harapan kami, pemakaian gawai (smartphone) untuk bermain oleh anak ini semakin dikurangi. Agar fisik mereka terus bergerak," paparnya.
Di satu sisi, Aldo Zawar, siswa kelas II SD, mengaku senang bermain permainan tradisional meskipun agak susah.
"Setiap hari main Play Station, kalau permainan tradisional itu tekongan (petak umpet), tapi jarang," ujar Aldo dengan senyum
