Akademi Komunitas Negeri Polinema Bojonegoro Terancam Tutup, Ini Penyebabnya
Akademi Komunitas Negeri (AKN) Bojonegoro atau Program Studi Di luar Domisili (PDD) Politeknik Negeri Malang di Bojonegoro terancam tutup.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Akademi Komunitas Negeri (AKN) Bojonegoro atau Program Studi Di luar Domisili (PDD) Politeknik Negeri Malang di Bojonegoro terancam tutup.
Kemenristek Dikti Melalui Sidang DPR RI menyatakan, di tahun 2020 Akademi Komunitas Negeri (AKN) dengan program D2 nya di sejumlah wilayah penyelenggara di Indonesia akan mulai dihentikan.
Selanjutnya pemerintah daerah Bojonegoro bersama Perguruan Tinggi pembina dalam hal ini Politeknik Negeri Malang, dapat mengajukan ke Kemenristek Dikti untuk Menjadi PSDKU (Program Studi Diluar Kampus Utama) dengan jenjang yang lebih tinggi yaitu D3/D4.
Sehingga jenjang yang sebelumnya AKN D2 akan menjadi D3/D4 dengan berganti menjadi PSDKU Politeknik Negeri Malang di Kabupaten Bojonegoro Rintisan Politeknik Negeri Bojonegoro.
(Dies Natalis Polinema Malang, Perlu Transformasi Pendidikan Tinggi Di Akuntansi)
Ketua PPD Polinema di Bojonegoro, Yudi Pramono mengatakan, kampus AKN bisa terancam tutup dengan sejumlah hal.
Satu di antaranya ialah proses pengajuan menjadi PSDKU D3/D4 harus dari pemda dan poltek pembina, sampai sekarang belum direspon Bupati.
Sharing hibah tanah dan fisik harusnya diberikan ke Dikti oleh pemerintah daerah untuk dilanjutkan pembangunannya.
Sementara yang ada yaitu gedung Diklat yang berada Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander.
"Kalau izin kita Kepmendikbud 161/P/2012, tapi masih menginduk ke Polinema (PDD)," kata Ketua PPD Polinema di Bojonegoro, Yudi Pramono.
"Untuk menjadi kampus/Satker mandiri syaratnya harus ada sharing Hibah tanah dan sebagian fisik ke Dikti dari pemerintah daerah. Tanah dan bangunan sudah siap, tapi belum diserahkan ke dikti oleh Bupati," Ujarnya dikonfirmasi, Senin (17/6/2019).
Menurutnya, kegiatan sharing sebenarnya bisa dinego yang penting ada usulan bersama Bupati dan Poltek pembina untuk menjadi PSDKU dulu sebelum nantinya menjadi Poltek Negeri Bjn.
Yudi mencontoh PENS surabaya yang juga lahir dengan pendampingan ITS 8 tahun, begitupula Polinema yang lahir dari pendampingan Universitas Negeri Malang.
"Kita juga lagi cari solusi, semua tergantung Bupati. Kalau kita inginnya tentu lanjut ke PSDKU," Pungkasnya.
Sekadar diketahui, kegiatan belajar AKN berlangsung di SMKN 1 dan SMKN 2 Bojonegoro.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto menepis tudingan AKN yang menilai pemkab tidak respon.