Tersingkir, Whisnu Sakti Harus Yakinkan DPP di Pilwali dengan Tingkatkan Elektabilitas
Dengan terbentuknya pengurus DPC PDIP Kota Surabaya yang baru, perebutan tiket PDIP untuk maju ke Pilwali Surabaya 2020 semakin kompetitif.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dengan terbentuknya pengurus DPC PDIP Kota Surabaya yang baru, perebutan tiket PDIP untuk maju ke Pilwali Surabaya 2020 semakin kompetitif.
Jika sebelumnya nama Mantan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menjadi yang paling berpeluang maju, saat ini semua kandidat mempunyai kekuatan yang sepadan.
Peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam menyarankan kepada Whisnu agar mulai fokus mempersiapkan pencalonan dengan memoles tingkat elektabilitasnya.
"Ini agar Whisnu mempunyai daya jual dan kian kompetitif dengan calon calon lain termasuk jika ada calon yg diusung DPP," ucap Surokim kepada Tribunjatim.com, Senin (8/7/2019).
Menurut Surokim, elektabilitas merupakan menjadi ukuran dan pertimbangan utama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk memberikan rekomendasi kepada salah satu calon.
"Pilihan yang masuk akal sekarang bagi Whisnu adalah berusaha fokus untuk meningkatkan tingkat elektabilitas beliau dalam radar radar survei Pilwali surabaya," ucapnya kepada Tribunjatim.com.
• Rokok dan Obat Tradisional Bawaan Calon Jamaah Haji Asal Madura , Mendominasi di Asrama haji
• KPU Sidoarjo Ikut Sidang di MK, Gugatan Caleg DPRD RI dari Partai Gerindra Bambang Haryo
• Aremania Berulah saat Laga Lawan PS Tira Persikabo, Singo Edan Didenda Rp 150 Juta
Hal tersebut dirasa perlu, karena Whisnu harus siap bertarung dengan rekan di internal PDIP dari faksi yang lain, yaitu Faksi dari Ketua Bappilu DPP PDIP, Bambang DH dan Faksi dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini serta calon yang dimunculkan oleh DPP.
"Apalagi saat ini semua keputusan sangat tergantung pada DPP dan Ketum, sehingga tidak mudah diprediksi karena bisa jadi akan juga muncul calon kejutan yg punya pengaruh besar lobby ke DPP," lanjutnya.
Dari situ, menurut Surokim tidak ada jaminan bagi kader organik untuk direkomendasikan dalam Pilwali.
"Padahal menurut saya tetap harus ada kader organik genuine PDIP untuk menguatkan mental psikologis anggota PDIP sendiri apakah di posisi wakil atau di posisi calon walikota," pungkasnya.