Tangkal Radikalisme di Malang, Polisi Gandeng Mantan Teroris Bom Bali - 'Dijanjikan 70 bidadari'
Ali Fauzi Manzi tercatat menjadi satu aktor terorisme bom Bali beberapa tahun lalu. Kini Ali Fauzi menghabiskan waktunya dalam kegiatan sosial
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, BLIMBING - Ali Fauzi Manzi tercatat menjadi satu aktor terorisme bom Bali beberapa tahun lalu.
Kini Ali Fauzi tercatat menghabiskan waktunya dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Seperti yang dilakukannya pada di Masjid Roisiyah Kota Malang pada Minggu (21/7/2019).
Ia bersama dengan tim Mabes Polri melaksanakan kegiatan pengajian sekaligus bersilaturahmi dengan masyarakat yang ada di Kota Malang.
Dalam kegiatan itu Ali Fauzi menceritakan rekam jejaknya sewaktu menjadi teroris dihadapan sekitar seratusan jamaah yang hadir.
(Densus 88 Tangkap & Geledah Rumah Terduga Teroris di Magetan, Dikenal Ramah dan Aktif Kerja Bakti)
Ia juga memberikan pengertian kepada jemaah tentang bahaya radikalisme, intoleransi dan cara menangkal pemberitaan yang sifatnya hoaks.
Ali Fauzi memaparkan, bahwa saat ini cara penyebaran yang dilakukan oleh teroris atau kelompok radikalisme berbeda dengan di zamannya dulu.
Kalau dulu lebih cenderung memperkenalkan dengan cara face to face atau langsung bertemu. Tapi sekarang, penyebaran dilakukan melalui media sosial yang kini sedang marak terjadi.
"Saat ini mereka (teroris) lebih banyak menggunakan teknologi. Perekrutan lebih banyak lebih mengandalkan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram" ujarnya.
Kata Ali Fauzi, cara itu lebih mudah dilakukan dan banyak dipakai oleh para kelompok ekstrimis.
Kebanyakan sasaran teroris tersebut merupakan para pemuda terutama para mahasiswa.
Meski terkadang tak memiliki sasaran pasti, kebanyakan kata Ali, para kaum radikalisme ini menjanjikan iming-iming akhirat daripada dunia.
(Densus 88 Tangkap Pasutri Terduga Teroris di Lingkungan Industri Kulit Magetan)
"Visi misi mereka itu besar, yakni ingin menjadikan negara islam. Dalam proses itulah ada yang namanya jihad. Kemudian di tengah proses itulah apabila anda terbunuh, anda akan masuk surga dan dapat 70 bidadari. Jadi iming-imingnya seperti itu," ujarnya.
Ali Fauzi juga menyesalkan cara kaum-kaum ekstrimis itu di dalam dunia nyata. Ia pun juga menyesali bahwa dulunya juga termasuk bagian dari kaum tersebut.
Menurutnya cara mereka tidak sesuai dengan ajaran islam yang merupakan rahmatan lil alamin.
"Kalau dibilang menyesal ya pasti menyesal. Tapi Allah telah memberikan petunjuk dan memberikan saya hidayah untuk bertaubat," terangnya.