Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nestapa Bilal, Mengidap Hidrosefalus Sejak Lahir 12 Tahun Lalu

Muhammad Bilal hanya terbaring lemah. Anak pasangan suami istri (pasutri) Budi Priyo Hartoyo (52)-Khayati (48) yang berusia 12 tahun asal Desa Bedahl

Penulis: Sutono | Editor: Yoni Iskandar
Surya/Sutono
Nestapa Bilal, Mengidap Hidrosefalus Sejak Lahir 12 Tahun Lalu 

 TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Muhammad Bilal hanya terbaring lemah. Anak pasangan suami istri (pasutri) Budi Priyo Hartoyo (52)-Khayati (48) yang berusia 12 tahun asal Desa Bedahlawak, Kecamatan Tembelang, Jombang, ini mengidap hidrosefalus (‘hydrocephalus’) sejak lahir.

Kepalanya kian hari makin membesar. Bahkan kepala bocah berkulit kuning langsat anak nomor tiga pasutri Budi-Khayati tersebut kini besarnya tiga kali ukuran kepala orang dewasa.

Ini berbanding terbalik dengan kondisi tubuh Bilal yang justru mengecil. Hanya kulit yang dibungkus tulang. Maka tidak heran, untuk sekadar merangkak saja, Bilal kesulitan.

Sehari-hari, putra pasangan Budi Priyo dan Khayati ini hanya terbaring lemah di ranjang. Jika badannya capek, bocah berusia 12 tahun ini sesekali memiringkan tubuh kurusnya.

Untuk mandi, Bilal digendong oleh orang tuanya. Begitu juga ketika Bilal makan, orangtuanya harus menyuapi hingga kenyang. Namun demikian, ketika berbicara, penderita Hedrosefalus ini tidak jauh beda dengan bocah seusianya. Jika diajak ngobrol, kata-kata meluncur deras dari mulutnya.

Ketika ada tetangga yang mengucap salam, dia mampu menjawab dengan lancar. Ketika hendak makan, Bilal juga fasih berdoa.

"Saya senang jika banyak teman datang. Saya ingin di jalan-jalan ke alun-alun Jombang," kata Bilal, Sabtu (3/6/2017).

Namun keinginan itu sulit terlaksana mengingat kondisi fisik Muhammad Bilal yang tidak bisa beranjak dari tempat tidur akibat mengidap hidrosefalus.

Baca: Horeee, 1.900 Tempat di Surabaya Dibuat Free Internet

Ibunda Bilal, Khayati mengatakan, Bilal mengidap hidrosefalus praktis sejak lahir, alias 12 tahun lalu. Sejak lahir anak kandungnya itu sudah ada tanda-tanda hidrosefalus.

Ketika pertama menghirup udara, kepala Bilal sudah membesar. Sejak itu pula, Khayati dan suaminya keluar masuk rumah sakit untuk mengobatkan anak nomor tiganya itu.

Khayati masih ingat, ada keanehan saat kandungannya berusia tujuh bulan. Perut Khayati seperti berisi bola besar.

"Ternyata saat lahir kepala Bilal membesar. Berdasarkan pemeriksaan dokter, saya mengetahui dia terkena hidrosefalus," ujar Khayati, menahan tangis.

Baca: Final Liga Champions Juventus Vs Real Madrid, Simak Prediksinya Berikut

Budi Priyo mengatakan hal senada. Setelah ada keganjilan di kepala sang anak. Dirinya membawa anaknya ke rumah sakit. Namun dokter tidak berani mengoperasi guna mengeluarkan cairan yang bersarang di kepala Bilal. Alasannya, batok kepala anak tersebut masih lembek.

Budi tak patah arang. Dia membawa anaknya ke RSU dr Soetomo Surabaya. Namun jawaban serupa kembali ia terima. Selanjutnya, keluarga asal Desa Bedahlawak ini membawa Bilal ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

"Menurut keterangan beberapa rumah sakit itu, anak saya menderita hidrosefalus massif. Jadi susah dioperasi. Saya sudah berupaya berbagai cara agar anak saya sembuh. Tapi semuanya kembali kepada Allah. Karena anak merupakan titipan dari Allah," kata Budi mencoba tegar.(Surya/Sutono)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved