Hanya Bermodal Tas Ransel, Tiga Sekawan ini Satroni dan Jarah Isi 26 Rumah Kosong
Komplotan tiga sekawan ini beraksi diberbagai wilayah di Provinsi Jawa Timur.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Tiga pelaku spesialis pembobolan rumah kosong yang sering kali beraksi di Kabupaten Kediri diringkus Satreskrim Polres Kediri
Ketiga tersangka itu adalah Kolik, warga Desa Gedangsewu Kecamatan Pare, Moch Suhendra warga Jl Romo Dusun Pararejo Pare dan M Samsul Huda tinggal di Jl Kertajaya Desa Sekoto Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
Polisi terpaksa menembak tersangka Kolik dan Moch Suhendra karena saat ditangkap mereka berupaya kabur melarikan diri.
Tak pelak timah panas polisi itu menembus kaki kiri kedua pelaku tersebut. Ketiganya ditangkap di tempat persembunyiannya di sebuah kamar kos Gedangsewu Pare.
Baca: Curi Burung Juara Kontes Seharga Puluhan Juta, Aksi Pria ini Dibiarkan Pemilik, Tapi Setelah itu
Dikatakan tersangka Kolik, dia bersama dua rekannya itu pernah beraksi sebanyak 26 lokasi berbeda di Kabupaten Kediri. Tak hanya itu, ketiga residivis pembobolan rumah ini juga beraksi di luar Kediri.
"Di Trenggalek, Tuluangagung, Blitar dan Jombang. Saya lupa berapa kali," ujar tersangka Kolik di Mapolres Kediri, Selasa (6/6/2017).
Track record tiga sekawan ini benar-benar bikin geleng-geleng polisi.
Saat beraksi para tersangka ini selalu bergantian. Mereka memakai sepeda motor Honda Scoopy AG 2499 EF warna merah untuk dipakai sebagai sarana kejahatan.
Baca: Waktu Salat Jumat, 3 Orang ini Malah Asyik Pesta Sabu, Pelakunya Benar-benar Bikin Kaget
Biasanya ketiga tersangka membawa sebuah tas rangsel kecil berisi alat berupa linggis yang digunakan untuk mencongkel dan merusak pintu rumah korban.
Untuk memastikan pemilik rumah tidak ada di tempat tersangka terlebih dahulu melihat terlebih kunci gembok pagar atau kondisi di sekitar lokasi.
Tak jarang tersangka Kolik berpura-pura bertamu untuk lebih memastikan adanya orang di dalam rumah incarannya tersebut.
Setelah dipastikan semua aman tersangka Kolik memanjat tembok rumah dan mencongkel pintu rumah korban yang berada di belakang. Sedangkan tersangka lain menunggu di atas motor sembari mengawasi keadaan sekitar.
"Nggak sampai satu menit untuk mencongkel pintu rumah itu (korban)," ungkap Tersangka Kolik.
Baca: Mau Buka Puasa, Pengusaha ini Tewas Tragis Dibacok Kawanan Geng Motor, Gara-garanya Sepele
Terbaru, berdasarkan surat laporan polisi LP-BI 07IVII tersangka Kolik dan Samsul Huda membobol rumah milik H Sunar di Dusun Kwagean, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kediri dengan kerugian sebesar Rp 20 juta, Kamis (1/6/2017) kemarin silam.
Pada, Jumat (3/6) tersangka Kolik bersama Moch Suhendra membobo rumah kosong milik Ary Budianto di Desa Pagi Kecamatan Wates kerugian korban mencapai Rp 8 juta.
Lagi, tersangka Kolik bersama Moch Suhendra mencuri di sebuah rumah kosong milik M Bahrul di Dusun Sumbersoko Kecamatan Badas, Minggu (4/6). Dengan kerugian mencapai Rp 10 juta.
Menurut dia, selalu berkeliling ke sejumlah wilayah untuk mencari mangsa. Saking ahlinya, mereka sampai membuat jadwalnya pencurian.
"Setiap hari mencuri. Sudah ada jadwalnya," bebernya.
Baca: Lima PSK Nekat Jajakan Diri di Bulan Puasa, Alasannya Bikin Jengkel
Biasanya, sambung Kolik, mulai beraksi sekitar pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Namun pada bulan Ramadhan ini mereka menambah jam sampai pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB.
"Kalau malam menunggu saat salat terawih," jelasnya.
Tak hanya linggis para tersangka ini juga membawa senter dan pelembab anti nyamuk. Itu dipakai untuk mengintai rumah korban di semak-semak saat malam hari.
"Biar nggak digigit nyamuk dan nggal berisik saat mengintai," ucapnya.
Dalam setiap aksinya tersangka Kolik yang merupakan ketua dari sekawan pencuri ini sama sekali tak pernah ketahuan.
Jam terbang tersangka yang tergolong cukup tinggi itu membuat insting para pelaku terasah sampai bisa membedakan rumah yang kosong atau tidak.
Baca: Berebut Uang Baru, Ratusan Warga Saling Dorong dan Injak
Setiap barang hasil curian seperti jam tangan dan perhiasan emas mereka jual ke penadah. Hasil dari kejahatan itu dibagi tiga dan dipakai bersenang-senang.
"Uangnya dipakai untuk karaoke dan sewa wanita," tukasnya.
Kapolres Kediri, AKBP Sumaryono menjelaska ketiga pelaku ini dinilai sangat meresahkan masyarakat.
"Ketiganya adalah residivis dan baru keluar dari penjara Polres Kediri lima bulan lalu," ujar AKBP Sumaryono.
AKBP Sumaryono menambahkan pihaknya mengamankan barang bukti berupa puluhan barang elektronik hasil kejahatan.
"Kami juga mengamankan amunisi hampa yang dicuri tersangka di Blitar. Dan sejumlah perhiasan emas," ungkapnya.
Adapun rincian barang bukti hasil kejahatan para tersangka yakni tiga buah laptop, 20 gelang emas, sembilan ponsel android.
Disisi lain, polisi juga menyita sebanyak 19 pucuk amunisi hampa, empat buah power bank, 20 jam tangan dari berbagai merek dan dua ons perhiasan emas dari berbagai jenis.
"Kami juga mengamankan uang tunai dari hasil kejahatan sebesar Rp 5 juta," tandasnya.
Apakah ketiga tersangka ini terlibat dalam pembobolan di rumah juragan sembako?
Sumaryono belum dapat memastikan apakah ketiga tersangka ini terlibat atau tidak. "Yang jelas kasus ini akan kami kembangkan," tutupnya.
Atas perbuatannya ini ketiga tersangka di jerat pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan hukuman maksimal sembilan tahun kurungan penjara. (Surya/Mohammad Romadoni)