Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kerupuk Kulit Sapi made in Waluyo, Oleh-oleh yang Diburu Untuk Mudik Lebaran

Sejak awal Ramadan produksinya meningkat hingga 100 persen menjadi antara 300 sampai 400 kilogram per hari.

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Seorang karyawan pabrik kerupuk rambak miik Waluyo (47) tengah menjemur krecek, kerupuk rambak yang masih mentah. 

Ciri khas rambak Tulungagung adalah bentuknya tipis dan lebar, sementara pesaingnya dibentuk mirip steak, tebal dan memanjang.

“Karena bentuknya yang tipis itu, justru bumbunya bisa lebih meresap. Jadi dari segi rasa kita lebih banyak diminati,” ujar Waluyo.

Baca: Mau Buka Puasa Dengan 500 Menu Istimewa, Silahkan Datang ke Hotel Bintang 5 ini

Selama menghadapi lebaran ini, Waluyo juga melayani pesanan krecek atau rambak mentah dari Mojokerto.

Menurutnya, krecek pesanan tersebut disesuaikan dengan produk Mojokerto, yaitu dibentuk mirip steak. Selama ini pesanan dari Mojokerto cukup signifikan, karena produk yang dihasikan Waluyo lebih mempunyai rasa.

“Jadi bentuknya steak seperti produk Mojokerto, tetapi rasanya khas Tulungagung. Tidak banyak yang tahu rambak steak yang enak itu kita produksi,” tutur Waluyo.

Kerupuk rambak produk Waluyo dijual dengan harga Rp 115.000 per kilogram, untuk rambak sapi. Sedangkan rambak kerbau dijual Rp 150.000 per kilogram.

Sementara harga kreceknya, dijua Rp 110.000 per kilogram untuk kulit sapi dan Rp 145.000 per kilogram untuk kulit kerbau.

“Kalau permintaan krecek, rata-rata 10 kilogram per hari. Menjelang lebaran ini bisa mencapai 30 kilogram per hari,” tandas Waluyo. (Surya/David Yohanes)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved