Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sering Kerja Lembur? Waduh, Ternyata Bisa Berbahaya Untuk Jantung Lho, Hati-hati!

Kerja keras adalah jalan menuju sukses, tapi bagaimana bila terlalu keras bekerja? Waduh, ternyata nggak baik buat jantung lo!

Editor: Agustina Widyastuti
Oracle Blogs
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM - Kerja keras adalah jalan menuju sukses, tapi bagaimana bila terlalu keras bekerja?

Ada baiknya dikurangi karena dampaknya berbahaya bagi jantung.

European Heart Journal mempublikasikan studi yang menyimpulkan karyawan yang bekerja lebih dari 55 jam dalam sepekan cenderung mengalami kenaikan detak jantung yang tidak teratur, dibanding mereka yang bekerja dalam waktu standar yakni 35 sampai 40 jam dalam sepekan.

Baca: Camkan, Sering Dikira Masuk Angin, Padahal Gejala Serangan Jantung, Kenali Tanda-tandanya

Para peneliti dari European Society of Cardiology mempelajari hampir 85.000 pria dan perempuan selama 10 tahun.

Di awal peelitian, tak satu pun dari mereka memiliki gangguan irama jantung atau yang biasa dikenal sebagai Fibrilasi atrium atau AFib .

Tapi, 10 tahun kemudian, ada 1.061 kasus baru AFib dari para responden itu.

Mereka yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki kemungkinan 40 persen lebih besar beresiko mengalami AFib daripada mereka yang bekerja dalam waktu normal.

Hasil itu didapat bahkan setelah peneliti memasukkan faktor risiko AFib seperti usia, jenis kelamin, obesitas, merokok dan konsumsi alkohol.

Baca: Bayi Kembar Sakit Jantung, Tapi Orangtua Hanya Mampu Selamatkan Satu Anak, Endingnya Bikin Mewek

"Sembilan dari 10 kasus atrial fibrillation terjadi pada orang-orang yang sebelumnya bebas dari penyakit kardiovaskular," tulis penulis penelitian tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa peningkatan resiko terjadi pada orang yang jam kerjanya panjang dibandingkan dengan efek dari penyakit kardiovaskular yang ada sebelumnya.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang terkait.”

Penulis penelitian ini menyebut bahwa mereka hanya mencatat berapa banyak jam kerja dalam sepekan para pria dan wanita di awal penelitian, dibandingkan selama percobaan atau pada akhirnya.

Namun, penulis mencatat bahwa pola kerja cenderung konsisten.

Baca: Presiden Sebelumnya Kena Serangan Jantung, Vanuatu Pilih Seorang Pastor Untuk Pimpin Negaranya

Laporan baru tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang menghubungkan kerja lembur dengan peningkatan risiko stroke.

AFib sendiri merupakan aritmia jantung yang cukup banyak diderita dan diketahui berkontribusi terhadap stroke, gagal jantung dan demensia terkait stroke.

Sebuah laporan bulan Maret dari Australian National University memperingatkan bahwa titik kritis dimulai ketika seseorang bekerja 39 jam sepekan.

Dengan durasi kerja tersebut, kesehatan fisik dan mental seseorang mulai terkikis karena terbatasnya waktu untuk beristirahat dan memiliki pola makanyang baik.

Baca: Bikin Kakimu Nggak Sakit Lagi Saat Pakai Sepatu High Heels, Gini 7 Rahasianya!

Sering kerja lembur juga diketahui bisa meningkatkan risiko cidera dan kematian, kenaikan berat badan, penggunaan alkohol dan frekuensi merokok yang lebih tinggi.

Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa perawat yang bekerjama selama enam jam setiap hari lebih jarang sakit dan lebih produktif daripada perawat yang bekerja selama delapan jam.

Lagi pula, produktivitas kerja cenderung akan turun begitu kita bekerja lebih dari 48 jam per pekan.

Berita di atas sebelumnya telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul Sayangi Jantung, Jangan Terlalu Sering Kerja Lembur

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved