Kampung Etawa, Dulu Jadi Kebanggaan Presiden dan Bikin Warga Kaya, Sekarang Nyaris Tak Tersisa
Keberadaan Kampung Kambing Etawa kini nyaris tak berbekas. Dari jadi punjer nasional yang pernah jadi idola Presiden, kini tinggal sisa-sisa.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Muslikan Ghofur (52) memeriksa kandang kambing etawa andalannya yang ada di belakang rumahnya, di Desa Karangsono, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulunagung.
Bandar Sabu 2 Tahun Diburu, Saat Ditangkap Istri dan Warga Jadi Tameng, Polisi Dihujani Batu Hingga
Dia yakin, jika ada kontes para peternak akan berlomba-lomba menampilkan produk terbaiknya.
Peternak yang sudah kehilangan semangat, akan kembali bergairah memelihara etawa. Selain untuk kontes, daging kambing juga berharga lebih mahal dibanding daging sapi.
Dalam kondisi hidup harganya mencapai Rp 50.000 per kilogram. Susunya bahkan dihargai hingga Rp 250.000 per liter. Jauh lebih mahal dibanding susu sapi.
“Waktu jayanya kami menjual hanya Rp 40.000 per liter. Sehari menghasilkan minimal 20 liter susu,” pungkas Muslikan. (Surya/David Yohanes)