Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Brigadir Rochmat, Brimob yang Menghidupi dan Biayai Sekolah 64 Anak Asuh Dengan Tak Wajar

Jiwa sosial dan kemanusiaan yang ditunjukkan anggota Brimob Polda Jatim ini sangat luar biasa dan langka serta harus menjadi inspirasi semua pihak.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
SURYA/RAHADIAN BAGUS
Brigadir Rochmat Tri Marwoto berfoto bersama istri dan anak asuhnya sambil menunjukan piagam penghargaan yang baru saja dia terima dari Kapolda Jatim, Selasa (21/11/2017), di rumahnya, RT 1/RW1 nomor 1 Dusun Jati, Desa, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. 

Dikenal Sosok Pekerja Keras

Sementara itu, Helmiyah (38) istri Rochmat mengatakan, suaminya adalah pria pekerja keras dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia mengaku sangat bangga, menjadi istri Rochmat.

Selepas pulang dinas, sekitar pukul 15.00 WIB, suaminya langsung pergi ke kebun untuk merawat tanaman jahe, cengkih, dan durian. Kadang, suaminya juga mengajak anak asuhnya untuk membantu di kebun.

"Bapak itu orang yang pekerja keras. Pulang dari kerja dia tidak tidur di rumah, tapi pergi ke kebun," katanya.

Uang dari penjualan hasil kebun milik Rochnat itu yang digunakan untuk membiyayai seluruh kebutuhan anak asuhnya.

Ngaku Tim Sukses Bupati, Kakek Renta ini Malah Diikat ke Tiang Listrik dan Jadi Tontonan Warga

Helmi mengaku tidak pernah merasa terbebani karena harus mengurusi anak asuh yang ditampung oleh suaminya. Ia mengaku justru senang rumanya ada banyak anak-anak.

Begitu juga dengan dua anak kandungnya Faturahman Naufal Arozi (14) dan Alfarobi Ibnu Arozi (1,8). Mereka rela berbagi tempat tidur dengan anak-anak yang lain.

Maklum, di rumahnya hanya terdapat tiga kamar tidur. Rumahnya dipakai tidur khusus bagi anak-anak perempuan. Sedangkan anak laki-laki tidur di toko buah.

"Malah kadang anak-anak saya nhalah, kamar tidurnya dipakai kakak-kakaknya," ucapnya.

Helmi mengatakan, saat ini terdapat lima belas anak asuh. Satu anak duduk di bangku TK, satu anak SMP, tujuh anak duduk di bangku SMA, dan enam anak kuliah di STAIM Magetan.

Setiap bulan, bila dirata-rata ia harus mengeluarkan biaya Rp 8 juta untuk makan dan uang saku anak asuhnya.

Wajar saja, dalam sehari, ia harus memasak beras sebanyak delapan kilogram. Belum ditambah dengan lauk pauk yang harus disediakan setiap hari.

"Setiap hari masak delapan kilo beras. Lauknya ya, telur, tempe, tahu, sambel bawang. Soalnya kalau dimasakin yang lain malah tidak dimakan," ujarnya.

Awas, Jalur Batu-Pacet-Mojokerto Diterjang Banjir Lumpur, Luberan juga Hembalang Rumah Warga

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved