Wanita Asal Malang Mengaku Ditipu usai Jual Organ, Ini 5 Fakta Jual Beli Ginjal yang Harus Diketahui
Baru-baru ini, seorang wanita warga Jalan Wukir gang 10, Temas, Kota Batu, Malang, terpaksa kehilangan organ dalamnya untuk membayar utang.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Operasi tersebut sebaiknya dilakukan jika pendonor dan penerima merupakan keluarga dekat untuk memperbesar kecocokan.
Pemerintah sendiri sudah mengatur secara ketat transplantasi organ.
(Wanita Hamil Ini Kerjakan Tugas Akhir Saat Detik-detik akan Melahirkan, Hasil Ujiannya Bikin Melongo)
"Prosedur cangkok ginjal ketat sekali. Orang yang mau mendapat ginjal, dan orang yang mau mendonorkan ginjal harus diteliti," terang Pelaksana tugas Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Chairul Radjab Nasution saat dihubungi Kompas.com.
Chairul menjelaskan, dalam prosedur transplantasi ginjal, dibentuk tim advokasi yang antara lain terdiri dari dokter psikiatri forensik, psikolog, hingga bagian komite etik dan hukum.
"Dari semua aspek dilibatkan. Benarkah dia mau memberikan ginjal? Dari aspek psikologi ditanya bagaimana kalau nanti ginjalnya satu. Dilihat bagaimana keikhlasannya," terang Chairul.
Tim advokasi akan melihat bagaimana hubungan darah antara donor ginjal dan penerima donor.
(Pakai Jaket Bertulis Surat Wasiat Tuai Kontroversi, Benarkah Jonghyun Ingin Akhiri Hidup Sejak Lama?)
Tim juga menelusuri identitas pendonor dan melihat motivasi seseorang mau mendonorkan ginjalnya.
Setelah lolos dari tim advokasi, pendonor akan menjalani pemeriksaan medis oleh tim dokter untuk menilai kecocokan ginjal dari pendonor dengan mengecek golongan darah, tipe organ, hingga ada tidaknya risiko reaksi infeksi.
"Terakhir, cocok enggak ginjalnya? Kalau sudah mau ngasih ginjal, tapi enggak cocok kan enggak bisa. Ada tes darah segala macam, ketat sekali," lanjut Chairul.
Chairul mengatakan, pendonor harus memberikan ginjal tanpa paksaan dan bukan karena motivasi uang.
5. Mungkinkah hidup normal dengan satu ginjal

Lalu, jika salah satu ginjal didonorkan, apakah seseorang bisa hidup normal?
Dr Ari Fahrial Syam, Sp PD (K) mengatakan orang yang memiliki satu ginjal masih bisa hidup dengan normal.
Namun, kesehatannya harus dijaga.
"Ada beberapa kondisi yang bisa memperburuk kondisi ginjal seseorang, yaitu jika sakit diabetes dengan kadar gula tidak terkontrol, hipertensi, asam urat tinggi, serta mengonsumsi obat dan suplemen tidak sesuai petunjuk dokter," katanya.
(Makin Kece, 7 Artis Hollywood Ini Tak Malu Pamer Uban Mereka, Orang Tua Jaman Now Bisa Niru Nih!)
Oleh karena itu, setelah mendonorkan ginjalnya, seseorang wajib menjaga gaya hidupnya, mulai dari menjaga pola makannya agar tidak sampai menderita diabetes atau tekanan darah tinggi.
"Olahraga teratur dan mengontrol berat badan adalah upaya penting untuk menghindari kedua penyakit itu," katanya.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah menghindari infeksi saluran kencing yang berulang akibat sering menahan kencing dan kurang minum.
(Dari Squishy hingga Tiang Listrik, Ini 8 Benda Paling Populer Tahun 2017, Nomor 5 Gara-gara Jokowi)
"Pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan ginjal ini bukan cuma bagi orang yang ginjalnya tinggal satu, melainkan juga untuk orang yang masih mempunyai dua ginjal," katanya.