Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sangat Mematikan dan Rawan Menular, Ternyata Begini Cara Mengurusi Jenazah Pengidap HIV/AIDS

Pemulasaran jenazah pengidap HIV/AIDS masih seringkali jadi hal tabu di masyarakat. Penularan penyakit menjadi momok menakutkan.

kolase
HIV/AIDS dan Pemulasaran jenazah 

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS membuat mereka tidak berani melakukan proses pemulasaran jenazah ODHA karena khawatir tertular penyakit tersebut.

Duhh, Warung Kopi Remang-remang di Pandaan Jadi Tempat Prostitusi, 7 Terjaring, 2 Terjangkit HIV

Menurut Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang, Puguh Pakuwojo, penolakan masyarakat sebenarnya terjadi karena kurangnya pengetahuan saja.

"Sebenarnya jenazah ODHA jika didiamkan selama empat jam itu virusnya sudah mati. Memang ada potensi penularan, tapi itu dari penyakit infeksiusnya bukan HIV AIDS-nya," katanya di Semarang, Kamis (2/7/2015).

Prinsip dari penanganan jenazah ODHA ini lebih menitikberatkan pada terpenuhinya alat pelindung diri tenaga pemulasaran jenazah.

"Prinsipnya penanganan jenazah ODHA sama dengan jenazah penderita infeksius lainnya, hanya lebih menitikberatkan pada alat pelindung diri," ungkap Taufiq.

Alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan dalam pemulasaraan jenazah ODHA ini sangat mudah didapatkan di pasaran dan terjangkau dari segi harga.

APD tersebut meliputi sarung tangan (handscoone), celemek plastik (aprone), penutup kepala (hairnet), penutup hidung (masker), kacamata dan sepatu bot.

"Kalau yang sekali pakai ada handscoone harganya Rp5 ribu sepasang, aprone Rp7.500, hairnet Rp2.500 dan asker Rp1.000 per lembar. Kalau kacamata daan bot nya bisa dipakai berulang-ulang," jelasnya.

Selain pemenuhan APD bagi pemulasara jenazah, prinsip pemulasaran jenazah ODHA yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan air limbah saat memandikan jenazah yang harus dilokalisir sedemikian rupa.

Air bekas memandikan jenazah ODHA tidak boleh dibuang secara sembarangan melainkan harus ditampung di dalam kubangan dan ditimbun.

"Sehingga prinsip harus meminimalkan air. Setelah semua selesai, semua peralatan bekas pemulasaran dicuci dengan klorin," terang Taufik.

Dinas Kesehatan Nyatakan Jumlah Pengidap HIV/Aids di Surabaya Perlahan Menurun

Artikel ini dipublikasikan oleh Intisari.grid.id dengan judul: Sering Ditolak, Sebenarnya Seperti Apakah Cara Pemulasaran Jenazah Pengidap HIV/AIDS?

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved