Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ngatini, Janda Tua Penjaja Makanan Kecil di Surabaya yang Hidup Sendiri Tak Dipedulikan Tiga Anaknya

Bahagiakanlah orang tua kalian selagi masih ada. Hal itu lah yang disampaikan Ngatini (67) alias tutik, wanita asal Kebumen...

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI
Ngatini, Penjaja makanan dan barang-barang kecil yang berkeliling di Surabaya ditemui di kantin Polsek Tegalsari pada Senin (22/1/2018) 

"mau bagaimana lagi mas, semua anak saya tidak pernah perhatian, ngomong macem-macem ya tidak diperhatikan, malah dibentak-bentak," ujarnya dalam bahasa jawa.

(Pelatih PSIS Semarang Subangkit : Arema FC Bakal Main Ngotot)

Ia mengaku ikhlas dan berharap kelak dewasa ketiga putrinya mampu mengharumkan nama bangsa dan keluarga.

Sayangnya, harapan itu pupus ketika ketiga putrinya telah berumah tangga.

"Mboh iku kongkonane bojone opo karepe dewe, pokoke kabeh anakku judes-judes mas, ya Allah, sampek ngelus dodo aku, tapi piye maneh, iki wes dalane (tidak tahu lagi itu perintah suami-suaminya atau keinginan mereka sendiri, yang pasti tiga anak saya judes-judes, ya Allah, sampai mengelus dada aku, tapi bagaimana lagi, ini sudah jalanNya)," ujarnya sembari mengusap air mata yang menetes di pipinya.

Wanita yang sempat menjadi asisten rumah tangga (ART) itu juga mengatakan, seluruh hasil jerih payahnya ia persembahkan untuk tiga buah hatinya.

Ia pun sempat merasa bangga ketika tiga putrinya dipinang tiga pria yang menurutnya pantas untuk mendampingi hidup tiga putrinya itu.

Sayangnya, usai janur melengkung, realita yang dihadapinya tak sepadan dengan harapannya.

Kini, hari-harinya hanya diisi dengan ibadah dan berdagang keliling kota pahlawan.

(Presiden Persebaya Ungkap Penyebab Tak Gabung Bajul Ijo, Begini Kata Andik Vermansyah)

Ngatini, Janda penjaja makanan dan barang-barang kecil
Ngatini, Janda penjaja makanan dan barang-barang kecil (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Tutik pun berceletuk, pernah tak menyentuh air hingga dua hari.

Saat itu, dirinya tengah sakit panas dan hanya meminta salah satu putrinya untuk memasak air panas.

Dengan kondisi tubuh sedang tidak fit itu, dirinya harus terbaring lemas di sebuah kamar rumah putrinya yang berada di Tanjung Perak Surabaya.

Lambat laun, hidupnya kian miris lantaran tak pernah mendapatkan perhatian dari anak, cucu, hingga menantunya sendiri.

"Saya pernah dua hari tidak mandi gara-gara tidak dimasakan air panas waktu sakit dan kedinginan di rumah anak saya di Tanjung Perak," ujar Tutik seraya tersenyum.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved