Guru SMAN 2 Kota Malang Ini Senang Terbebas Dari Kepemimpinan Diktator
Candra Arif, guru SMAN 2 Kota Malang merasa senang sekali akhirnya Dwi Retno, kepala sekolah bisa lengser, Kamis (5/4/2018).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Candra Arif, guru SMAN 2 Kota Malang merasa senang sekali akhirnya Dwi Retno, kepala sekolah bisa lengser, Kamis (5/4/2018).
Sebab siswa Smanda bisa bebas dari kepemimpinan diktator.
"Saya senang sekali," jelas Candra kepada suryamalang.com (TRIBUNJATIM.COM) usai aksi demo siswa.
Sebab siswa masuk kelas penuh tekanan, ancaman. Sehingga ia kasihan jika siswa masuk sekolah merasakan itu.
"Yang tidak saya setujui adalah anak-anak yang shoLat dhuha malah dibilang buat apa jungkir balik. Nafasmu itu sudah doa," ceritanya.
Baca: 5 Fakta Demo Siswa SMAN 2 Malang, Sempat Ada Ancaman Hingga Ungkap Kelakuan dan Nasib Kepseknya Kini
Sholat siswa sholat dhuha, guru mengizinkan karena waktu istirahat kurang 10 menitan. Namun sepatu anak-anak di depan mushola dilempar ke depan yaitu lapangan basket.
"YaNg terjadi hari ini alami. Akumulasi dari apa yang sudah dirasakan para siswa sebelum-sebelumnya," papar GTT ini.
Omongan rasis juga disebutkan Candra. Seperti siswa dibilang idiot, item, guru khususnya GTT selalu diancam dipindah.
Apalagi katanya akan ada rasionalisaSi. Ia punya pengalaman tidak menyenangkan ketika mendapat tugas sebagai narasumber nasional USBN dari kemendikbud.
Tapi ternyata tak diizinkan berangkat. Pertama ia tidak jadi berangkat. Kedua berangkat namun ia harus membayar guru pengganti.
Baca: Banyak Lansia Kerja di Gudang Tembakau, Khofifah Janjikan Tambah Kuota PKH Plus
Namun itu berbeda perlakuannya jika jajaran wakil kepala sekolah berangkat saat ada tugas. Maka mereka meninggalkan siswanya. Sehingga dirasakan tidak ada keadilan.
Ia berharap jika sudah ada pengganti kasek maka sistemnya harus berubah. Bukan hanya orangnya saja.
"Kebijakan yang individualistik, diktator dan maunya sendiri harus dihilangkan," kata dia. Diceritakan, dalam rapat-rapat selalu hanya satu arah komunikasinya.
Ia berharap Smanda lebih baik setelah ini.
"Kita tidak membenci lembaga. Yang kita bencin adalah sikap dan karakter yang tidak sesuai pendisikan, paparnya. Pria yang juga bertugas di bagian tatib ini juga merasakan tidak ada komunikasi saat pemberlakuan sesuatu.
Ia mencontohkan saat siswa tidak boleh lewat pintu samping aula atas meski hujan lebat. Namun boleh bagi guru, karyawan jika hujan lebat.
Acamannya sanksi 20 kali push up. Sedang Kitana, siswa kelas 12 menyatakan selama ada KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) siswa tidak boleh ke UKS atau kamar mandi.
Baca: Maunya Nyanyi Metal, Bukannya Dipuji, Aksi Vicky Prasetyo Malah Bikin Netizen Ngakak: Kesurupan?
Sebelum menjadi kasek SMAN 2, Retno pernah di SMAN 3, SMAN 6, 5 dan 7. Ia bertugas selama empat tahun di Smanda. Informasi diberikan siswa ke suryamalang.com antara lain soal petugas kebersihan sekolah saat jam istirahat malah disuruh jualan kopi dan gorengan.
Namun mereka diberi BPJS Ketenagakerjaan dengan membayar patungan antara sekolah dan pekerja. Sylvianita Widyawati