Berbeda Jawaban Dengan Guru, Alikha Anak Tukang Bengkel Malah Jadi Lulusan Terbaik SMA se-Jatim
Prestasi jadi lulusan terbaik se-Jatim tingkat SMA, tak disangka oleh siswi yang pernah berseberangan jawaban dengan gurunya, hingga ...
Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Alikhatul Khoiroh (17), siswi SMAN 1 Lawang, Kabupaten Malang menorehkan prestasi yang luar biasa dan membanggakan.
Dia berhasil mendapatkan nilai tertinggi dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA se-Jawa Timur dari Jurusan Bahasa.
Putri pertama Ahmad Suud yang bekerja di bengkel ini mendapatkan nilai 366. Bahkan nilai Matematika sempurna 100.
Keberhasilan Alikha menjadi yang terbaik se Jawa Timur di Jurusan Bahasa tidak ia sangka-sangka.
Dalam wawancaranya kepada Surya, dia mengaku hanya menargetkan menjadi yang terbaik di kelas.
Namun nasib berkata lain, Alikha lebih mujur dari harapannya, ia menjadi yang terbaik se Jawa Timur.
Asyik Berkendara, 2 Pelajar SMA Bojonegoro Dikeroyok Geng Motor, Dihajar dan Ponsel Dirampas, Lalu
Alikha bercerita, sore itu, sekitar pukul 16.00 WIB, Alikha mendapatkan pesan di grup WA. Sebuah pesan dari ketua kelas yang membagikan foto tabel.
Ada namanya di dalam tabel itu. Namanya berada di urutan teratas dari sembilan nama yang berada di bawahnya.
“Ternyata nomor satu. Saya sangat kaget dan tak menyangka bisa se provinsi. Padahal awalnya minder karena mungkin ada banyak jawaban yang salah,” ujarnya, Rabu (2/5/2018).
Jawaban salah yang dimaksud adalah ketika ia mengerjakan tugas Bahasa Jerman yang berbeda jawaban dengan gurunya.
Perbedaan itu membuatnya minder. Namun ternyata, ia mengetahui kalau jawabannya benar.
Nekat Konvoi dan Corat-coret saat Kelulusan, Siswa SMA dan SMK Diberi Hukuman Menohok ini
Gadis ini memang tidak pernah jauh dari prestasi. Sejak SD, ia sudah sering mendapatkan nilai baik.
Ia pernah mendapatkan nilai tertinggi kedua kelulusan saat SD, begitu juga di SMP, dia sering masuk 10 besar. Saat di SMA, ia juga mendapatkan nilai di tiga terbaik try out.
Alikha juga pernah menjadi juara ke empat saat ikut lomba Bahasa Jerman yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang pada 2016.
Dirinya mengaku memang menyukai Bahasa Jerman. Bahkan, biodata akun instagramnya juga berbahasa Jerman.
Meskipun memiliki keinginan bisa melanjutkan pendidikan ke Jerman, namun untuk saat ini ia ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di Indonesia dulu.
“Mungkin nanti kalau S2 ke Jerman. Saya memang ingin ke Jerman, tentu saja saya ingin,” tegasnya.
Mojok di Belakang Sekolah, Sejoli Pelajar di Jember ini Pacaran sambil Pesta Miras Oplosan Maut
Alikha ingin mengambil pendidikan Matematika atau Bahasa Jerman saat mengambil S1 di perguruan tinggi nantinya.
Menjadi yang terbaik, Alikha lantas tidak jumawa. Menurutnya, pencapainnya ini merupakan buah kerja keras dan dukungan guru serta rekan-rekannya.
“Saya sangat berterima kasih kepada guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan. Saya tidak menyangka jadi juara se-Jatim,” tuturnya.
Ahmad Suud (44), ayah Alikha juga mengaku tidak menyangka kalau anaknya menjadi yang terbaik se Jawa Timur. Suud tiada hentin mengucapkan syukur saat berbincang dengan Surya melalui sambungan telefon.
Ia mendapat kabar saat sedang bekerja di di bengkel milik temannya. Lelaki yang sudah bekerja di bengkel sejak 1994 itu awalnya mengira kalau putri pertamanya menjadi yang terbaik di kelas.
“Lah ternyata se Jawa Timur. Ini memang di luar dugaan. Namun saya bersyukur,” urai suami Susi Widiati itu.
Tanya Biaya Perawatan Istri, Santoso Todongkan Pistol ke Petugas RS Muhammadiyah, Semua Panik, Lalu
Suud pun mengutarakan kesenangannya atas pencapaian anaknya. Ia menyerahkan semuanya kepada anaknya pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi.
Suud sangat mendukung Alikha melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun, ia harus bekerja keras di bengkel.
Dijelaskan ayah dua orang anak itu, dalam sebulan ia mendapatkan pendapatan antara Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta. Namun Suud tak mau patah arang untuk menyekolahkan kedua anaknya.
“Ada adik masih kelas 4 SD. Sedangkan ibu, menjadi ibu rumah tangga saja,” tuturnya.
Suud berharap putri pertamanya bisa mendapatkan beasisiwa atau keringan biaya kuliah.
Lima Warung Mesum di Pasuruan Dibakar Paksa Satpol PP, Warga Melawan, Lalu Inilah yang Terjadi
Dia mengaku, bahwa Alikah sebelumnya mendapatkan jalur undangan di Universitas Brawijawa dan Universitas Negeri Malang. Namun nama Alikha tidak masuk di dalamnya.
“Padahal Smanela yang ambil Bahasa Jerman hanya satu, anak saya saja. Saya tidak tahu kenapa Alikha tidak lolos,” terangnya.
Berbeda dengan Alikha, Suud ingin anaknya sekolah di STAN dan bekerja sebagai pegawai pajak. Namun ia tidak memaksakan hal itu kepada putrinya. Menurutnya, putrinya memiliki pilihannya sendiri.
Suud juga sedikit menceritakan keseharian Alikha di rumah. Di rumah, keseharian Alikha terbilang biasa. Namun Suud mengatakan ada jam khusus bagi Alikha untuk belajar. Biasanya selepas isya hingga sekitar pukul 10.
“Saya sebagai orangtua bangga, sekaligus berterima kasih kepada para guru dan teman-temannya juga,” tegasnya.
Tersangkut Kasus Tower yang Jerat Bupati MKP, Rumah Mantan Wakil Bupati Malang Digeledah KPK
Kepala Sekolah SMAN 1 Lawang Supaat mengatakan, pencapaian Alikha itu merupakan pencapaian yang baru pertama kali terjadi di sekolahnyaLawang. Biasanya, SMAN 1 Lawang hanya mendapat prestasi di tingkatan kabupaten saja.
“Ini kali pertama kali prestasi di tingkat provinsi,” bebernya.
Atas pencapaian itu, Supaat berencana akan memberikan reward kepada Alikha berupa uang pembinaan dan buku bacaan. Dari SMA N 1 Lawang, ada dua siswa yang masuk 10 besar.
Selain Alikha di urutan pertama, ada nama Erlista Maulidhea Vara yang berad di urutan ketiga.
Atas pencapaian ini, Supaat akan berupaya mempertahankan prestasi yang telah terukir. Treatmen yang saat ini diterapkan akan dipertahankan untuk anak-anak SMA N 1 Lawang berikutnya. (Surya/Benni Indo)