Mengenal Bulimia, Gangguan Pola Makan yang Pernah Diderita Lady Diana Sang Putri Pemberontak
Pada Mei 1986, kondisi Diana menjadi perhatian publik dunia karena dirinya pingsan di hadapan publik saat tur Amerika. Apa itu bulimia?
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
TRIBUNJATIM.COM - Kehidupan Lady Diana selalu menarik perhatian sejak menjadi anggota keluarga Kerajaan Inggris.
Putri Diana yang terkenal suka memberontak protokol kerajaan, dikenal sebagai sosok yang selalu mengikuti kegiatan sosial.
Hampir 21 tahun kepergiannya, sosok Lady Diana masih terus membuat banyak orang penasaran.
Disebut Putri Pemberontak, Ini 11 Tindakan Lady Diana yang Tak Lazim dan Mengubah Wajah Kerajaan
Kisah cinta Lady Diana juga menarik perhatian publik.
Terlebih lagi sejak rumah tangganya dengan Pangeran Charles berakhir.
Diana-Charles menikah tahun 1981, ada 750 juta orang di seluruh dunia yang menonton siaran.
Sayangnya, rumah tangga Lady Diana tak dengan Charles tak berjalan mulus.
Tak Hanya Meghan Markle, 9 Wanita Biasa Ini Juga Dinikahi Bangsawan, No 5 Pernah Terlibat Narkoba!
Kehadiran orang ketiga membuat rumah tangganya retak.
Akhirnya, tahun 1996 Diana dan Charles resmi bercerai.
Kehidupan Lady Diana juga terbilang cukup kelam.
Selama ini, Lady Diana menderita penyakit bulimia.
6 Sisi Gelap Meghan Markle yang Dinikahi Pangeran Harry, Pernah Kencani Bintang Film Panas
Bulimia adalah suatu gangguan makan yang serius ditandai dengan makan berlebihan, diikuti dengan metode untuk menghindari kenaikan berat badan.
Saat mereka belum menikah dan masih bertunangan, Charles memberi komentar menyakitkan dan mengatakan bahwa ia gemuk.
"Bulimia hadir saat kami bertunangan. Suamiku menaruh tangannya di pinggangku dan berkata 'oh, di sini agak gemuk ya?' dan hal itu menimbulkan sesuatu di dalam diriku," aku Diana.
Saat bulan madu, bulimia yang diderita Diana semakin parah.
Begini Jika Makeup Meghan Markle Diterapkan ke Pengantin Indonesia, Netizen: Diomongin Tetangga!
Gangguan bulimianya ini terus ia derita hingga Pangeran Harry lahir di tahun 1984.
Pada Mei 1986, kondisi Diana menjadi perhatian publik dunia karena dirinya pingsan di hadapan publik saat tur Amerika.
Lantas apa itu bulimia?
Dikutip dari berbagai sumber artikel Kompas.com dan sumber lainnya, berikut beberapa ulasannya.
Mengenal Hipoksia, Kondisi Menurut Medis yang Sebabkan Kiper Persela Choirul Huda Meninggal Dunia
1. Gangguan Makan
Bulimia nervosa atau bulimia adalah salah satu jenis gangguan pola makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa.
Dikutip dari Alodokter, pengidap bulimia memiliki kebiasaan untuk menjaga berat badan dengan tidak makan sama sekali atau makan dalam jumlah kecil, kemudian makan dalam jumlah yang sangat banyak, lalu mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkan atau menggunakan obat pencahar.
Ashanty Tunjukkan Kondisi Dapur Mulan Jameela yang Dibilang Kumuh, Netizen Langsung Beri Pembelaan
Cara yang tidak sehat ini dilakukan oleh pengidap bulimia untuk melenyapkan kalori berlebih yang telah dikonsumsi agar berat badan dan bentuk tubuhnya tetap terjaga.
Gangguan mental ini bisa terkait dengan rasa rendah diri tingkat ekstrem, kecanduan minuman keras, depresi, serta kecenderungan menyakiti diri sendiri.
Sambil Unggah Foto Ayah dan Kakak, Yulia Mochamad Akhirnya Klarifikasi Soal Hubungannya dengan Opick
2. Menyerang siapa saja?
Dikutip dari Kompas.com, Psikolog dari Klinik LightHOUSE, Naomi Ernawati Lestari mengatakan, sering memuntahkan makan setiap kali habis makan merupakan salah satu tanda gangguan makan bulimia.
Masalah bulimia kerap terjadi pada anak-anak atau remaja dan dewasa muda.
10 Makanan dan Minuman Ini Sempat Viral di Indonesia Sebelum Donat Mie, Apa Kabarnya Kini?
Bulimia lebih sering dialami oleh wanita.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sekitar 8 dari 100 wanita yang mengidap kelainan ini.
Sebagian besar dialami oleh wanita berusia 16-40 tahun.
Rata-rata gangguan ini mulai muncul pada usia antara 18-19 tahun.
8 Fakta Menarik tentang Kirgizstan, Negara di Asia Tengah yang Ibu Kotanya Seperti Kekurangan Cahaya
3. Tanda-tanda orang menderita bumilia
Penderita Bulimia Nervosa melakukan diet ketat dengan cara berbeda.
Ketika lapar, mereka makan hingga terasa kenyang, kemudian mereka memuntahkan makanan yang dimakan dengan sengaja.
Biasanya mereka menyogok menggunakan jari, sendok, atau sikat gigi sebagai perangsang mengeluarkan makanan yang dimakan.
Ngeri! Di Tempat Aneh Ini Kucing Dikuliti dan Dijadikan Jaket Berbagai Corak dan Warna
Orang mengalami bulimia selalu memiliki kompensasi setiap kali habis makan.
Jadi, bila sehari makan sebanyak tiga kali, maka dalam sehari bisa memuntahkan makanan sebanyak tiga kali atau dengan kompensasi lainnya.
Adapun tanda seseorang mengalamu bumilia yakni takut gemuk atau merasa kegemukan, sangat terpaku pada berat badan serta bentuk tubuh, terkadang hingga terasa tidak masuk akal, selalu beranggapan negatif terhadap bentuk tubuhnya sendiri, sering lepas kendali saat makan, misalnya terus makan sampai sakit perut atau makan dengan porsi berlebihan.
Ditambah enggan makan di tempat-tempat umum atau di depan orang lain dan sering bergegas ke kamar mandi setelah makan.
Foto Bareng Hamish Daud Sang Suami, Raisa Bikin Netizen Melongo Saat Lihat Kakinya
Psikolog dari Klinik LightHOUSE Anindita Citra menambahkan, anak yang bulimia tak selalu memiliki badan yang kurus.
Beberapa kasus bulimia terkadang disertai dengan gangguan makan lain, yaitu binge eating atau makan yang sangat kalap.
Sebut Ayu Ting Ting Dekat Sama Duda, Roy Kiyoshi Kuak Wanita Lain yang Cinta Raffi Ahmad Tanpa Batas
4. Dampak
Akibat suka mengeluarkan makanan secara paksa setiap kali habis makan, tenggorokan dan gigi penderita jadi bermasalah.
Dalam kasus yang parah, menstruasi pada penderita perempuan bisa terhenti karena kekurangan gizi.
Isi Percakapan Diduga Grup WhatsApp Para ART Keluarga A6 Tersebar, Ribut Soal Gaji di Depan Ashanty!
5. Pengobatan
Penanganan utama untuk mengatasi bulimia adalah dengan terapi psikologi.
Dikutip dari Alodokter, ada dua jenis terapi yang dapat dijalani, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal.
Lewat CBT, pasien akan dibantu untuk mengenali pemicu bulimia, misalnya pendapat dan perilaku negatif, lalu belajar untuk menggantikannya dengan pemikiran yang positif dan sehat.
Sedangkan terapi interpersonal akan membantu pasien untuk mendeteksi masalah dalam berhubungan dengan orang lain, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah.
Sule Akhirnya Ungkap Kondisi Hubungannya Kini dengan Sang Istri Lina: Menjadi Pembelajaran Buat Saya
Untuk mengurangi gejala, penggunaan penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI) juga terkadang dikombinasikan dengan terapi.
Fluoxetine adalah SSRI yang paling sering digunakan dalam menangani bulimia.
Antar Anak SD Pulang ke Kompleks Mewah, Sang Driver Ojol Kaget Si Bocah Nggak Masuk ke Rumah
