Berat Badan Turun Drastis, Ini Penjelasan Soal Penyakit Kanker Hati yang Diderita Ayah Olla Ramlan
Ayah Olla Ramla, Muhammad Ramlan, meninggal karena kanker hati. Lantas apa itu kanker hati?
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Agustina Widyastuti
TRIBUNJATIM.COM - Ayah Olla Ramla, Muhammad Ramlan, meninggal pada Senin (4/6/2018) pukul 18.05 WIB.
Ayahanda Olla Ramlan menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Pada Minggu (3/6/2018) malam, almarhum sudah merasakan sesak pada bagian dadanya.
Dokter sempat menyambangi kediaman ayahanda Olla dan memberikan obat.
Emil Dardak Akan Genjot Produksi Kopi Jawa Timur Agar Swasembada
Namun, almarhum kembali merasa sesak.
Ia pun sempat masuk ruang Unit Gawat Darurat (UGD), sejak Senin pagi.
Namun, ayahanda Olla menghembuskan napas terakhir Senin 18.05 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Rencananya almarhum akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Selasa (5/6/2018) sekira pukul 10.00 WIB.
Sebelumnya, almarhum akan disalatkan di masjid dekat rumah duka.
ITS Surabaya Resmi Launching Tiga Tim Andalan yang akan Unjuk Gigi di Ajang Intermasional
Almarhum diketahui mengidap kanker hati yang sudah dideritanya beberapa tahun, berdasarkan pengakuan dari suami Olla yakni Aufar Hutapea, dilansir dari Tribunnews.com.
Almarhum juga sempat keluar masuk rumah sakit demi berjuang melawan penyakitnya.
"(Penyakit yang diidap ayahanda Olla) kanker liver," kata Aufar di rumah duka ayahanda Olla Ramlan, Muhammad Ramlan, di Jalan Pinang Nikel 4, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (4/6/2018) malam dikutip dari Tribunnews.com.
Ayah Olla Ramlan sempat kehilangan berat badan cukup signifikan.
Suami dari Olla Ramlan, Muhammad Aufar Hutapea menuturkan, mertuanya tersebut sempat kehilangan berat badan hingga 13 kilogram.
PLN Siapkan 2500 Petugas Tanggap Darurat untuk Antisipasi Gangguan Listrik Jelang dan Selama Lebaran
"Sempat turun berat badan 13 kilo," lanjut Aufar dikutip dari Tribunnews.com
Kondisi terakhir sang ayah sempat diunggah oleh Olla Ramlan pada Senin (4/6/2018).
Dalam unggahanya, memperlihatkan tangannya menggenggam tangan sang ayah.
Kondisi tangan ayah Olla Ramlan terlihat lebih kurus dan tampak kuning.
Penjualan Bersih Terus Tumbuh, Suparma Masih Andalkan Bahan Baku Impor
"Be Strong My KING... MY (love)," tulisnya di instagram.
Lantas apa itu kanker hati?
Menurut Mayo Clinic, kanker hati adalah kanker yang dimulai di sel-sel hati yang bermutasi.
Hati adalah organ berukuran bola yang terletak di bagian kanan atas perut, di bawah diafragma.
Jelang Lebaran, 50 Sopir dan Kondektur di Tuban Mendadak Dites Urine Oleh BNN
Untuk mengerti lebih jauh, yuk, simak penjelasan lebih lanjut tentang kanker hati dikutip dari berbagai sumber artikel.
1. Penyebab kematian tertinggi
Penyakit kanker hati merupakan penyakit yang dikategorikan berbahaya.
Dikutip dari Kompas.com, secara global, kanker hati adalah jenis kanker di urutan ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi.
Di Indonesia sendiri, terdapat 13.238 kasus kanker hati menurut data riset GLOBOCAN 2008 dengan angka kematian mencapai 12.825.
Curhat Dilecehkan Pesepak Bola Terkenal, Bahasa Inggris Via Vallen Malah Ramai Dikoreksi Netizen
2. Gejala awal tak nampak
Sebagian besar kanker hati terdiagnosa pada stadium menengah dan lanjut karena pada tahap awal perkembangannya penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas.
Dikutip dari Kompas.com, secara umum gejala kanker hati adalah berat badan menurun, perut terasa penuh, adanya massa keras di sebelah kanan tepat di bawah rongga rusuk, kulit dan mata menjadi berwarna kuning hijau, kelelahan yang tidak biasa, atau rasa tidak nyaman pada abdominal atas sebelah kanan.
Menurut Prof.dr.Ali Sulaiman, Sp.PD-KGEH, kanker hati dapat dideteksi melalui tes darah, pemeriksaan Ultrasonografi CT Scan, MRI, atau biopsi.
"Pemeriksaan USG merupakan cara yang sederhana dan murah. Jika ditemukan adanya tonjolan di hati atau terjadi peningkatan penanda tumor baru dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi," katanya.
Emil Dardak Akan Genjot Produksi Kopi Jawa Timur Agar Swasembada
3. Lebih banyak menyerang pria
Penyakit kanker hati rupanya lebih banyak menyerang kaum pria.
Statistik menunjukkan, penyakit ini lebih banyak diderita kaum pria dengan perbandingan 3:1 dengan perempuan.
Dokter ahli penyakit hati dari Gleneagles Hospital Singapore, Cheah Yee Lee mengatakan, replikasi virus secara aktif umumnya terjadi pada pria.
Hal ini menyebabkan peningkatan risiko kanker hati.
Selain itu, mereka juga lebih berisiko terkena kanker hati jika sebelumnya telah menderita sirosis hati.
Olla Ramlan Terpukul Atas Kepergian Ayahnya, Kondisinya Diungkap Adik: Nggak Berhenti Nangis
Sirosis hati merupakan kerusakan hati yang kronis karena sel-sel hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut sehingga hati tak lagi berfungsi dengan baik.
Sirosis hati utamanya disebabkan oleh mereka yang teinfeksi virus hepatitis C.
Risiko kanker hati juga meningkat pada mereka yang memilii riwayat keluarga mengidap kanker hati.
Seperti diketahui, virus hepatitis B merupakan penyakit yang bisa diturunkan dari ibu ke bayinya.
Untuk itu, jika ibu positif hepatitis B, bayi baru lahir harus segera diberi vaksin agar tidak menjadi pembawa virus hepatitis B.
Silaturahmi ke Ponpes Mambaul Hikmah, Mbak Puti Dapat Doa dan Dukungan dari Para Ulama Ngawi
4. Pencegahan
Penyakit kanker hati sendiri juga dapat dicegah.
Dikutip dari Kompas.com, hal yang terpenting sebenarnya adalah dengan menjaga kesehatan tubuh dengan memilih pola makan dan tetap berolahraga di tengah kesibukan.
Selain itu, hal yang juga perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit kanker hati adalah deteksi dini.
Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker hati, sirosis hati, dan hepatitis.
Deteksi dini bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium.
Dituding Sosok yang Melecehkan, Pesepak Bola Ini Pernah Dandgdutan Bareng Via Vallen, Lihat Videonya
5. Pengobatan
Pilihan pengobatan kanker hati tergantung pada jenis dan tahap kanker
Dikutip dari Kompas.com berdasarkan penjelasan Menurut Prof.dr.Ali Sulaiman, Sp.PD-KGEH, secara umum ada 3 pilihan pengobatan pada kasus kanker hati, yakni reseksi atau pemotongan jaringan yang terkena kanker, transplantasi hati, serta ablasi dengan radio frekuensi.
Bagi pasien dalam stadium lanjut, pengobatan yang dipilih adalah yang sifatnya paliatif atau memperpanjang usia pasien.
Salah satu terapi paliatif yang bisa dipilih adalah terapi target.
Terapi target bekerja dengan cara menghambat molekul tertentu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan kanker.
Gambarkan Perasaan Jatuh Cinta, Intip Lirik Lagu Light dari Wanna One yang Bikin Baper
Sorafenib merupakan pengobatan oral pertama untuk mengobati kanker hati stadium lanjut.
Di Indonesia, pasien yang mendapat obat ini rata-rata bisa diperpanjang usianya 9-11 bulan.
Saat ini pasien kanker hati yang kurang mampu bisa mendapatkan sorafenib lewat program NexPAP yang disponsori Bayer HealthCare dengan Yayasan Kanker Indonesia.
Mereka yang memenuhi kualifikasi medis dan ekonomi bisa mendapatkan pengobatan secara cuma-cuma selama 12 bulan.
Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:
YouTube:
Instagram: