Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Fakta Menarik Hari Raya Kuningan yang Wajib Kamu Tahu, Simbol saat Upacara hingga Tradisi Mekotek

Hari Raya Kuningan dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Agustina Widyastuti
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOM
Pertunjukan tari Bali memeriahkan hari raya Kuningan di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (8/9/2012). Hari raya Kuningan menutup rangkaian hari raya Galungan yakni 10 hari sesudahnya. Kata kuningan sendiri memiliki makna ka-uningan yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya. 

TRIBUNJATIM.COM - Keyword 'Hari Raya Kuningan' menjadi trending topic Twiiter, Sabtu (9/6/2018).

Hari Raya Kuningan dirayakan oleh umat Hindu.

Hari raya ini dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

Hemat Rp 300 Ribu, Pekerja Proyek Tol BUMN ini Lebih Pilih Ikut Mudik Gratis

Selamat Hari Raya Kuningan
Selamat Hari Raya Kuningan (Putri Puspita)

Berikut fakta-faktanya dilansir dari Grid.ID dan sumber lainnya :

1. Makna Kuningan

Hari Raya Kuningan jatuh pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan.

Wuku adalah bentuk perhitungan kalender Jawa dan Bali.

Kata kuningan sebenarnya memiliki makna kauningan.

Kata ini memiliki arti semakin dekat dengan Tuhan dengan instrospeksi diri, maka kita pun juga terhindar dari bahaya.

Hari Raya Kuningan sendiri memiliki makna bahwa kita sebagai manusia berjanji pada diri sendiri, alam, dan Tuhan untuk selalu memenangkan dharma (kebaikan) dan mengalahkan adharma (keburukan).

Gemukkan Sapi, Komunitas Pengusaha dan Pekerja Pilih Gandeng Pondok Pesantren

2. Berbagai Simbol

Ketika merayakan Kuningan, umat Hindu terutama di Bali, membuat upakara atau sesajen yang penuh simbol dan makna.

Salah satunya adalah tamiang, yang menjadi lambang perlindungan dan perputaran dunia.

Ada juga endongan, yang berarti perbekalan untuk menjalankan kehidupan.

3. Sampai pukul 12.00 WIB

Umat Hindu percaya bahwa persembahyangan pada Hari Raya Kuningan sebaiknya dilakukan sebelum pukul 12.00 siang.

Hal ini karena energi alam semesta bangkit sejak pagi dan mencapai puncak pada tengah hari.

Jambret Tas di Pasuruan, Dua Pemuda ini Nyonyor Usai Tertimpa Motor yang Dikendarai

Namun, hal ini tidak berlaku di semua tempat karena beberapa pura masih mengadakan persembahyangan di malam hari.

Hal yang terpenting adalah niat yang tulus dan kesungguhan untuk instrospeksi diri.

4. Membuat Nasi Kuning

Pada hari raya ini, umat Hindu biasanya membuat nasi kuning yang memiliki makna kemakmuran.

Pertama-tama, hidangan ini akan dihaturkan sebagai sesajen tanda terima kasih kepada Tuhan atas segala berkah yang diberikan.

Kemudian, dilanjutkan dengan makan bersama.

Jadi Inspirasi Wanita, Ruang Pribadi Nagita Diubek-ubek: Barang KW hingga Cara Uniknya Jemur Pakaian

5. Tradisi Makotek

Tradisi Mekotek di Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Hari Raya Kuningan, Sabtu (20/2/2016). (KOMPAS.COM/SRI LESTARI)
Tradisi Mekotek di Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Hari Raya Kuningan, Sabtu (20/2/2016). (KOMPAS.COM/SRI LESTARI) ()

Saat Hari Raya Kuningan, adapula yang namanya tradisi mekotek.

Hal yang perlu disiapkan adalah peralatan batangan kayu yang akan dijadikan sarana "perang" kayu atau Mekotek sebagai tradisi leluhur.

Kayu sudah dalam kondisi kulitnya terkelupas dengan panjang antara 2 sampai 2,5 meter.

Diadukan Tim Khofifah-Emil Soal Rampak Barong, Begini Penjelasan Noer Arifin

Dilansir dari Kompas.com, kayu tersebut nanti akan dibentur-benturkan dan berbunyi 'tek..tek..'

Lalu, akan ada orang yang naik ke atas saat kayu disatukan.

Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:

YouTube:

Instagram:

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved