Wanita Tua Tewas Ditelan Piton, Pakar Reptil Ungkap Cara Jitu Hindari Serangan Mematikannya
Wa Tiba tewas dimakan ular piton. Pakar reptil ini ungkap jara jitu untuk menghindarinya. Apa saja ya? Baca selengkapnya
TRIBUNJATIM.COM - Baru-baru ini terjadi sebuah peristiwa mengerikan di Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Seorang wanita dikabarkan tewas dimangsa ular piton usai 14 hari menghilang.
WA ditemukan tewas mengenaskan di dalam perut ular piton.
Menurut informasi yang diunggah oleh akun Facebook Yuni Rusmini, Kasat Reskrim Polres Muna Iptu Fitrayadi mengatakan berdasarkan kesaksian warga setempat, WA menuju kebun pada Kamis (14/6/2018) sekira pukul 19.00 WITA.
Baca: Swedia Menang 1-0, Prediksi Pemain Asing Persib ini untuk Korea Selatan di Piala 2018 Meleset Jauh?
Baca: Menikah Beda Agama Hampir 17 Tahun, Novita Angie Rasakan Ada yang Aneh Pada Lebaran Kali Ini
Namun tak seperti biasanya, korban tak juga pulang ke rumah hingga keesokan harinya.
Sebelum salat Ied warga, anak korban dan dibantu Polres Muna akhirnya mencari keberadaan korban.
Mereka mencari di sekitar kebun dan menemukan jejak korban.
Barang-barang yang dibawa korban saat mengecek ke kebun tergeletak di tanah.
Baca: Presenter Sandra Olga Salah Sebut Tim Paulinho, Jadi Sasaran Netizen dan yang Dilakukan Setelahnya
Baca: Wa Tiba Tewas Dimakan Piton, Pakar Reptil Yakini Inilah Penyebab Korbannya Tak Bisa Loloskan Diri
Mereka kemudian memperluas pencarian di sekitar barang-barang korban yang tercecer.
Warga mencurigai semak-semak yang berantakan dan nampak rusak seperti bekas perkelahian.
Dilansir dari TribunJabar.com, setelah beberapa jam mencari, sekira pukul 09.00 WITA warga terkejut menemukan ular sepanjang sekira tujuh meter tak bergerak.
Perut ular tersebut nampak bengkak membesar tak wajar.
Baca: Gak Banyak yang Tahu, Ternyata Ada 10 Pesan Tersembunyi di Balik MV BLACKPINK ‘DDU-DU DDU-DU’
Baca: Mandikan Bayi, Moa Aeim Istri Lee Jeong Hoon Banjir Kritikan, Kondisi Kimora Bikin Netizen Khawatir
Ular tersebut kemudian dibawa oleh warga menuju ke kampung.
Karena curiga, mereka kemudian membelah perut ular piton besar tersebut.
Tak disangka, dari dalam perut ular tersebut ditemukan korban sudah tak bernyawa.
Korban tampak masih mengenakan pakaian lengkap dan terbujur kaku.
Baca: Bawa Golok untuk Ancam Sekuriti, Pria Asal Kedurus Surabaya Diamankan Polsek Karangpilang
Baca: Pria Ini Sebarkan Foto Telanjang Istri Orang di Facebook, Bermula dari Kondisi Rumah Tangga Korban
Selanjutnya korban dievakuasi oleh warga dibantu Polres Muna untuk menjalani proses pemakaman.(
Cara jitu hindari serangan piton
Kisah mengerikan Wa Tiba, ditelan ular piton menjadi perbincangan di banyak daerah.
Lalu, bagaimana sih sebenarnya ular tersebut bisa memangsa manusia?
Djoko Tjahjono Iskandar, seorang pakar herpetologi (ilmu yang memelajari reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pernah mengatakan sejumlah fakta soal piton.
Menurut Djoko, korban besar kemungkinan tidak tahu jika ada ular disana.
Baca: Pimpin Apel Siaga Partai Demokrat di Madiun, SBY Imbau Paslon Bertarung Secara Kesatria
Baca: Reaksi Ahok Soal SP3 Kasus Rizieq Shihab Dibocorkan Adiknya, Terungkap Juga Syarat Untuk Calon Istri
Pasalnya, sifat ular jenis piton ini adalah diam menunggu dan sergap.
"Biasanya kejadiannya terjadi setelah Magrib, waktu-waktu satwa buas mencari mangsa. Teknik berburunya yaitu digigit dan langsung dibelit sehingga korban tidak dapat bernafas dan tulang-tulangnya remuk. Setelah meninggal baru ditelan pelan-pelan," jelas Djoko kepada TribunJatim.com, 29 Maret 2017 lalu.
Ia menambahkan, ular jenis ini memang memiliki habitat di kebun atau persawahan pinggir hutan.
Meski piton pada umumnya punya bodi sangat besar, tapi pergerakannya sangat cepat.
Baca: Pengunjung Sebuah Warung di Tuban Blokir Jalan Demi Nobar Piala Dunia
Baca: Kekalahan Arab Saudi dari Rusia Sudah Diprediksi Kucing Imut Ini, Detik ke-20 Disebut Netizen Curang
Mangsa-mangsa yang pergerakannya gesit pun kadangkala gagal meloloskan diri jika sudah terjadi serangan.
"Monyet, babi, kijang, dan rusa saja bisa tertangkap dan dimangsa, apalagi manusia yang lamban dan kurang awas dengan keadaan sekitar," imbuhnya.
Menurut Djoko, salah satu cara untuk dapat menghindari serangan seperti ini adalah jika pergi ke hutan atau kebun pinggir hutan jangan sendirian.
"Cara menghindari jangan sendiri di hutan setelah Maghrib. Harus dalam rombongan minimal 3-5 orang," pungkas ilmuwan yang namanya menjadi landmark spesies katak di Indonesia ini.
Baca: 6 Bintang Piala Dunia yang Pernah Bermain di Liga Indonesia, Beginilah Nasib Mereka Sekarang
Pengamat herpetologi ini juga memberitahu jika di pulau Sulawesi seringkali terjadi serangan.
Setidaknya, 6 orang menjadi korban setiap tahunnya.