Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemkot Kediri Bidik Swasti Saba Wistara 2025, Andalkan Program Gempita Kota Sehat

Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni

dok. Pemkot Kediri
VERIVIKASI - Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional Tahun 2025 yang digelar secara daring dari Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini juga diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat kota hingga nasional. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Luthfi Husnika

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni dengan mengikuti proses Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional Tahun 2025.

Kegiatan ini digelar secara daring dari Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Rabu (6/8/2025), dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat kota hingga nasional.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati memaparkan program unggulan bertajuk Gerakan Efektif Mitra Pentahelix Inklusif dan Terpadu untuk Aksi Sehat atau disingkat Gempita. 

Gerakan ini menjadi senjata utama Kota Kediri dalam meraih Swasti Saba Wistara, penghargaan tertinggi dalam ajang Kota Sehat Nasional.

"Sejak tahun 2001, Pemkot Kediri sudah berkomitmen membangun ekosistem kota yang sehat melalui kolaborasi lintas sektor. Forum Kota Sehat menjadi tulang punggung dari upaya tersebut," kata Vinanda yang akrab disapa Mbak Wali.

Ia menambahkan bahwa sejak 2005, Kota Kediri secara rutin mengikuti proses penilaian Swasti Saba yang diselenggarakan pemerintah pusat.

Meski banyak tantangan, ia yakin tahun ini menjadi momentum untuk meraih hasil terbaik.

"Tahun ini, kami menargetkan Swasti Saba Wistara. Ini bukan sekadar penghargaan, tapi bentuk nyata dari kerja keras seluruh elemen masyarakat," tegasnya.

Dalam paparannya, Mbak Wali menjabarkan penerapan 9 tatanan Kota Sehat, mulai dari tatanan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri hingga sistem penanggulangan bencana. Di bidang kesehatan masyarakat, program 'Satu Puskesmas Satu Dokter Spesialis Anak' untuk menangani stunting menjadi salah satu unggulan.

"Kami juga melibatkan kelompok wanita tani dalam program Pekarangan Pangan Lestari, gerakan Gemarikan, dan pengawasan keamanan pangan di pasar tradisional," imbuhnya.

Tatanan lainnya mencakup fasilitas publik yang ramah difabel, sanitasi berkelanjutan, dan rehabilitasi rumah tak layak huni. Di sektor pendidikan, berbagai inovasi dilakukan seperti sekolah bebas rokok, program Gemasbersa (Gerakan Makan Bergizi Bersama), hingga edukasi berbasis lingkungan.

Untuk tatanan pasar, Pasar Pahing dijadikan percontohan dengan hadirnya Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) serta fasilitas seperti ruang laktasi dan sistem pengelolaan sampah 3R.

"Di sektor perkantoran dan industri, kami juga membina pelaku usaha kecil menengah agar memenuhi standar legalitas seperti NIB, sertifikat halal, dan pelaksanaan tempat kerja bebas rokok," ungkapnya.

Pariwisata, transportasi, dan perlindungan sosial pun tak luput dari perhatian. Terminal Tamanan disebut telah memenuhi standar pelayanan publik, sementara destinasi wisata terus dibina untuk menjadi sehat dan aman bagi pengunjung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved