Cerita Anak Para Jenderal Korban G30S/PKI, Putri Ahmad Yani Sekarang Berteman dengan Anak DN Aidit
Para anak jenderal korban G30S/PKI angkat bicara, dari jadi saksi mata, hingga berteman dengan anak DN Aidit
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
Dalam posisi menangkupkan tangannya untuk berdoa, seorang tentara kemudian tiba-tiba memukulnya dengan gagang senapan, hingga ia tersungkur.
5. Ditembak dua kali tepat di kepala
Setelah itu, kejadian bergulir cepat, Dor! Dor!
"Saya melihat kepala Papi ditembak dua kali," cerita Catherine.
"Dengan air mata meleleh, saya berteriak, 'Papi..., Papi....' Saya ambil darah Papi, saya usapkan ke wajah turun sampai ke dada."
6. Jasadnya diseret lalu dilempar
Usai menembak Panjaitan hingga tewas, para tentara tersebut kemudian menyeret jasad Panjaitan ke luar rumah.
Setelah itu, tubuh Panjaitan di lempar melalui atas gerbang rumahnya.
7. Lubang Buaya
Jasad Panjaitan kemudian dibuang ke dalam Lubang Buaya.
Lubang Buaya adalah sebuah tempat di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September pada 30 September 1965.
Secara spesifik, sumur Lubang Buaya terletak di Kelurahan Lubang Buaya di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Amelia Yani, butuh 20 tahun mengobati luka batin
Wartawan Kompas.com, Widianti Kamil, berada di Sarajevo untuk mewawancara anak Pahlawan Revolusi Jenderal Achmad Yani (sering ditulis Ahmad Yani), yaitu Amelia Achmad Yani. Amelia mengisahkan bagaimana ia berusaha mengobati luka batin.
Ia sampai tinggal 20 tahun lebih di sebuah desa kecil, menepi dari keramaian kota.