Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah
Cerita 2 Warga Palu Saksikan Tanah Bergeser Saat Gempa: Tak Bisa Selamatkan Istri, Benda Beterbangan
Nuriadi dan Rosna menjadi korban selamat dari gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018). Simak cerita mereka!
Rosna menjadi satu di antaranya.
Ia adalah warga Perumnas Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, yang berhasil selamat dari gelombang lumpur yang keluar dari perut bumi usai diguncang gempa dengan kekuatan 7,7 magnitudo, yang disusul dengan tsunami dipesisir pantai.
"Saat itu posisi saya dalam rumah. Saya keluar rumah tanah sudah terbelah semua, semua benda-benda kayak terbang-terbang, tapi alhamdulillah saya selemat berempat dengan anakku," kata Rosna kepada Tribun (grup TribunJatim.com) ditemui saat mencari sisa barangnya yang masih utuh dibawa reruntuhan bangunan, Selasa (2/10/2018).
• Proyek Timbulkan Polusi Debu, Warga di Gresik Langsung Pasang Portal Jalan
Rosna mengatakan, ia bersama anaknya tidak sempat tertimpah bangunan yang ribuh.
Namun, sempat terbawa tanah yang bergeser sekitar 300-500 meter, tapi berhasil lari sambil memeluk anaknya yang kecil.
"Yah kita bersukurlah biar karena masih selamat. Karena ada tetangga saya satu keluarga tidak ada yang selamat," ujarnya.
Rosna menuturkan, lima hari pascagempa mereka belum disentuh bantuan, karena tempat pengunsian mereka lain.
"Kami bangun tenda sendiri karena tidak dapat bantuan tenda sampai sekarang. Kita orang juga makan seadanya. Kita beli sendiri kasian dibuat jadi bubur baru dimakan rame-rame dengan keluarga dan tetangga yang masih selamat," katanya.
• Korban Penjualan Apartemen Fiktif di Surabaya Tuntut Dalang Kasus Sipoa Group Dicekal
Sampai saat ini ia mengaku ditempat pengunsian, mereka sangat terkendala dengan air bersih sejak hari pertama musibah.
"Rumah saya ini ada 500 meter bergeser dari posisi semula, ini sekarang saya lagi mencari sisa-sisa barang yang bisa diselamatkan," ungkapnya.
Dikatakan, di Balaroa memiliki penduduk ribuan dan sedikit yang berhasil selamat dan masih banyak yang hilang atau belum diketahui keberadaannya.
"Di sini satu kelurahan. Saya sendiri hanya baju dalam badan yang berhasil saya selamatkan. Sementara kami lagi mencari-cari apa yang bisa diambil," lanjutnya.
Rosna berharap, cepat memberikan solusi atau bantuan kepada mereka utamanya makanan pakaian layak untuk anak-anaknya.
• Mahasiswa UB Malang Bikin Mobil Gokart Pakai Energi Listrik, yang Sanggup Melaju 80 KM Perjam
Fenomena Likuifaksi
Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menyebut fenomena Likuifaksi adalah tanah yang kehilangan kekuatan akibat diguncang oleh gempa, yang mengakibatkan tanah tidak memiliki daya ikat.