Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rumah Politik Jatim

Kirab Satu Negeri Tiba di Madiun, Alfa: Yang Waras Tak Boleh Mengalah dengan Kelompok Penyebar Hoax

Kirab Satu Negeri tiba di Madiun, Kasatkornas Banser Alfa: yang waras tidak boleh mengalah dengan kelompok penyebar Hoax.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
Surya/Didik Mashudi
Rombongan Kirab Satu Negeri yang digelar GP Ansor dan Banser, saat tiba di Kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG), Kediri, Sabtu (13/10/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro menerima puluhan anggota GP Ansor dan Banser yang ikut dalam Kirab Satu Negeri, di Pendopo Ronggo Jumeno, Kabupaten Madiun, Sabtu  (13/10/2018).

Setibanya di pendopo, satu dari 17 pataka bendera merah putih yang dibawa  peserta kirab diserahkan kepada Bupati Madiun Kaji Mbing, sebagai simbol telah diterimanya rombongan peserta Kirab Satu Negeri di Kabupaten Madiun.

Terkait Dugaan Kapolri Tito Karnavian Terlibat Kasus Korupsi, Begini Tanggapan Tegas Presiden Jokowi

Dalam sambutannya, bupati yang akrab disapa Kaji Mbing, menceritakan perjuangan KH Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945, yang menjadi cikal bakal ditetapkannya Hari Santri.

Sebagaimana diketahui, acara puncak Kirab Satu Negeri akan digelar pada 26 Oktober 2018 sekaligus memperingati Hari Santri Nasional di Jogjakarta.

Kaji Mbing menuturkan, peringatan Hari Santri didasari petistiwa yang terjadi pada 22 Oktober 1945, ketika pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari mendeklarasikan Resolusi Jihad.

Dikritik Ketua DPRD Hanya Pentingkan Diri Sendiri, Pemkot Surabaya Akhirnya Akan Cairkan Gaji 13

Saat itu, resolusi jihad diserukan untuk merespons Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang mencoba menjajah kembali Indonesia.

KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama dari cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya pada 21- 22 Oktober 1945. 

Para ulama kemudian mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang jihad.

"Tanggal 22 oktober menjadi titik awal ditetapkannya Hari Saya Nasional. Pada saat itu, dicanangkan membela tanah air itu wajib hukumnya," katanya.

Punya Banyak Peluang, Persebaya Malah Kalah di Kandang dari Borneo FC, Begini Pembelaan Djanur

Dia menjelaskan, Hari Santri bukan hanya milik GP Ansor atau milik Banser saja, tetapi juya milik seluruh masyarakat Indonesia.

Masyarakat, TNI, Polri, Ansor, Banser, serta organisasi lain, harus menjadi satu, dan menjadi konstruksi yang kokoh agar bangsa ini bisa menjadi maju. 

"Apa yang kita lakukan tidak sebanding dengan yang dilakukan para pendahulu kita yang rela melakukan segalanya demi negeri ini," katanya.

Peringati Hari Santri, Sandiaga Uno Akan Pawai Napaktilas Kebangsaan dari Jombang ke Surabaya

Sementara itu, Kasatkornas Banser Pusat, Alfa Isnaini mengatakan, Kirab Satu Negeri digagas pimpinan pusat GP Ansor dan Banser

Kirab ini menjadi sebuah ekspresi GP Ansor dan Banser dalam melakukan gerakan cinta agama dan cinta Indonesia.

Ia mengatakan, saat ini rasa kebangsaan dan rasa kebersamaan masyarakat Indonesia telah tereduksi. Dia mencontohkan dengan munculnya kelompok-kelompok anti NKRI, dan juga kelompok yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara.

Gus Ipul Tak Hadir, Air Mata Pakde Karwo Meleleh di Peringatan Pamungkas Hari Jadi 73 Pemprov Jatim

"Apa itu, terdengar di semua masyarakat kita, ada kelompok-kelompok yang anti NKRI, dengan mengusung konsep bernegara yang khilafah, ada juga yang mengusung konsep komunis. Artinya ada kelompok tertentu yang mempersoalkan NKRI," katanya.

Menurut Alfa, ada juga kelompok yang tidak mau hormat kepada merah putih. Dari beberapa hal tersebut,  menjadikan rasa bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi tidak nyaman.

"Kemudian kami turun ke bawah untuk melihat kenyataan di bawah, apakah nasionalisme itu masih utuh, masih mayoritas. Apakah penghormatan kepada bendera merah putih itu masih dilakukan di seluruh komponen masyarakat bangsa, apakah kebhinekaan itu menjadi sesuatu yang terus bergulir di masyarakat, dan jawabannya iya," katanya.

Pakai Akun Cewek, Remaja Bangkalan ini Sebar Video Cabulnya dengan Siswi SMP di Facebook

Oleh sebab itu, GP Ansor dan Banser mengaggas sebuah Kirab Satu Negeri  membawa 17 pataka bendera merah putih, berangkat dari lima titik pemberangkatan, Sabang (Aceh), Nunukan (Kalimantan Utara), Miangas (Sulawesi Utara), Rote (NTT) dan Merauke (Papua).

Tujuannya  meneguhkan ulang sikap berbangsa, sikap berdasar Pancasila, sikap berbhineka tunggal ika, dan cinta merah putih.

"Itu kami gelorakan terus, di seluruh jengkal tanah nusantra dari lima titik tadi dan akan diakhiri di Lapangan Stadion Maguwoharjo tanggal 26 Oktober 2018, dihadiri Presiden Jokowi," tegasnya.

Dia berharap, seluruh masyarakat Indonesia juga ikut menyuarakan dan menjaga NKRI dengan berbhineka tunggal ika dan menghormati bendera merah putih. 

"Harapan kami, seluruh komponen bangsa yang banyak sekali ini, yang masih cinta tanah air, cinta merah putih, harus teguh menyuarakan karena kita itu waras. Kita ber-NKRI itu waras, kita berbhineka tunggal ika itu waras, kita menghormati merah putih itu waras. Maka yang waras tidak boleh mengalah dengan kelompok-kelompok kecil yang menyebarkan hoax, yang mengumandangan sesuatu yang membuat negara ini terpecah," tandas Alfa. (Rahadian Bagus)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved