Wali Kota Sutiaji Harapkan Malang Raya Bisa Saingi Banyuwangi di Sektor Pariwisata
Sutijai berharap bahwa perkembangan wisata di kawasan Malang Raya bisa jauh lebih pesat lagi dan bisa menyaingi Banyuwangi.
Penulis: Alfi Syhari Ramadana | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Pengembangan sektor pariwisata di kawasan Malang Raya masih terus dipercepat.
Pasalnya, potensi pariwisata yang ada di kawasan Malang Raya sejauh ini sangat menjanjikan.
Untuk itu, demi bisa mengembangkan potensi wisata tersebut, Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu menjalin kerja sama untuk pengembangan sektor pariwisata tersebut.
Potensi wisata yang besar itu diharapkan bisa menjadi penggerak sektor ekonomi di kawasan Malang Raya.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Malang, Sutiaji saat memberikan sambutan dalam kegiatan Forum Ekonomi Malang Raya (FEM) 2018 di Ijen Suites, Selasa (16/10/2018).
Sutijai berharap bahwa perkembangan wisata di kawasan Malang Raya bisa jauh lebih pesat lagi dan bisa menyaingi Banyuwangi.
"Kami di Malang ini punya 64 perguruan tinggi. Namun, Malang Raya masih kalah dengan Banyuwangi yang kini sudah menjadi kota pariwisata. Tentunya hal ini harus menjadi acuan untuk pengembangan pariwisata di kawasan Malang Raya agar tak kalah dengan Banyuwangi," ucapnya.
• BREAKING NEWS: Pabrik Kayu di Beji, Kabupaten Pasuruan Terbakar, Karyawan Dipulangkan
Dalam kesempatan yang sama, Sutiaji juga mengungkapkan komitmen tiga pemda untuk memunculkan brand baru yang lebih kuat.
Satu di antaranya dalah mengangkat sektor heritage yang menjadi ciri khas Malang Raya.
Sehingga ke depan ciri khas tersebut bisa menjadi pengingat bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang.
"Ke depan kami ingin mengembalikan sisi heritage tersebut. Kalau untuk Kota Malang kami ingin mengembalikan daerah Kayutangan seperti dahulu lagi. Paling tidak kami ingin area tersebut menjadi ikon seperti layaknya Malioboro. Itulah salah satu komitmen kami dalam mengembangkan pariwisata di Kota Malang," tambahnya.
• Rendra Kresna Tersangka KPK, SanusI: Tak Pengaruhi Citra Jokowi-Maruf Amin di Kabupaten Malang
Di sisi lain, Sutiaji menegaskan tetap menghargai diversitas atau perbedaan yang ada meskipun tiga kawasan di Malang Raya bekerja sama untuk pengembangan sektor pariwisata.
Seperti diketahui Kota Batu memiliki kelebihan pada sektor wisata buatan sementara Kabupaten Malang dengan wisata alam.
Demi bisa mengimbangi dua wilayah tersebut, maka Kota Malang mengembangkan kota heritage.
"Kami tidak ingin menjadi kota Batu ataupun Kabupaten Malang. Tetapi Kota Malang harus punya ciri khas tersendiri. Ketiga semua itu bergabung maka akan menjadi kekuatan luar biasa untuk sektor pariwisata di Malang Raya," imbuh Sutijai.
• Viral SPBU Dijadikan Lokasi Pernikahan, Pertamina Ungkap Lokasi Acara hingga Siapkan Sanksi
Upaya Pemkot Malang untuk membangun sektor pariwisata tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Di antaranya oleh Plt Kepala Bank Indonesia (BI) Kota Malang, Taufik Saleh.
Ia mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Forum Ekonomi Malang Raya (FEM) itu merupakan bentuk komitmen dalam bersinergi mengembangkan pariwisata di Malang Raya dan sekitarnya.
"Upaya untuk mengangkat sektor pariwisata ini merupakan langkah yang tepat. Sebab, dengan berkembangnya sektor pariwisata, maka akan berdampak pada pertumbuhan sektor ekonomi," tuturnya.
Taufik meyakini bahwa potensi wisata yang ada di Malang Raya masih bisa digali lebih maksimal lagi.
Jika hal itu bisa dilakukan dengan baik, maka target Jawa Timur mendapat kunjungan 1 juta wisman pada 2018 akan bisa dicapai.
"Ini juga menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan peluang. Jadi bukan hanya masalah destinasi wisata sata yang berkembang. Sektor UMKM juga bisa dimaksimalkan lagi," tambahnya.
• Menu Latihan Persebaya Jelang Hadapi Persib: Misi Mencari Gelandang Serang & Rotasi Posisi Pemain
Sementara itu, ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ESAI) Malang, Candra Fajri Ananda manambahkan, bahwa komitmen yang sudah dilakukan oleh tiga wilayah di Malang Raya tersebut akan sangat berpengaruh terhadap industri pariwisata.
"Saat ini sektor pariwisata memang bisa menjadi unggulan. Tetapi pengelolaanya harus benar-benar dimaksimalkan. Termasuk juga melibatkan penduduk sekitar. Jangan sampai perkembangan sektor pariwisata justru membuat penduduk asli daerah tersebut tergusur," tandasnya.