Kreatif di Balik Bui, Tujuh Napi Rutan Kelas I Medaeng Bentuk 'Prison Band'
Siapa bilang para narapidana tak bisa meningkatkan kreatifitas dan skill mereka saat berada di dalam bui. Buktinya terlihat di Rutan Kelas I Surabaya
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Siapa bilang para narapidana tak bisa meningkatkan kreatifitas dan skill mereka saat berada di dalam bui.
Dengan arahan dan bimbingan dari para pegawai, warga binaan bisa menjadi lebih terarah, positif, dan berprestasi.
Buktinya terlihat di Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng.
Mereka punya Band musik sendiri bernama 'Prison'
(Kemenhub Akui Problem Angkutan Massal Masih Jadi Pekerjaan Rumah Bagi Pemerintah)
(Orang Tua Korban Dugaan Pencabulan di Mojokerto Cabut Laporannya Terhadap Pengurus Pesantren)
Mulanya, Band itu dibentuk Kepala Rutan Kelas I Medaeng lama, Bambang Haryanto.
Ketika itu, Bambang merasa menjadi tantangan baginya untuk mengurus lebih dari 2.500 tahanan.
Band ini digawangi oleh sejumlah napi, mulai Gempa Budiono (lead gitar); Ockaviola Chavian (rithym); Guiliano Darmawan atau Rio (basis); Romeo (keyboardist); dan Adityo Hermanto (drumer); serta dua vokalis yakni Yafed Natalisman dan Mohammad Harris.
Selain ketujuh orang itu, ada pula dua operator sound, yaitu Irawan Bejo dan Herman.
"Selain dibentuk oleh beliau (Bambang), banyak juga lagu yang tercipta darinya," ujar Kasubsi Bantuan Hukum dan Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Medaeng, Andri Setiawan.
Bahkan, lima dari sembilan lagu yang telah dimiliki Prison Band, merupakan karya Karutan Bambang.
Sedangkan, empat lagu lainnya adalah ciptaan dari para warga binaan sendiri.
(Jelang Jakarta Fashion Week, Arfa School of Fashion Siapkan Busana-busana Terbaik)
(Cleaning Service SD di Surabaya Cabuli Siswa, Tersangka Ngaku Tertarik dengan Wajah Tampan Korban)
Ketika TribunJatim.com mendengar beberapa lagu Prison Band, lirik-liriknya mengungkapkan perasaan para tahanan pada yang terpisah dari keluarga maupun pasangan.
Band yang sempat masuk dapur rekaman pada 28 Maret lalu, nyatanya juga memperoleh respon yang positif.
"Mereka (Prison Band) pernah manggung di Bojonegoro, Jakarta, dan di stasiun televisi TVRI saat ramadhan kemarin," sambungnya.
Setiap kali 'ngejam' (latihan) di aula lantai 2 Rutan Kelas I Medaeng, tujuh personel Prison nampak serius berlatih.
"Walaupun kebebasan kami disini dibatasi, tapi buktinya kami bisa mencari kebahagiaan sendiri," ujar Gempa, salah satu personel Prison Band, Sabtu (20/10/2018).
Gempa menjeelaskan, dirinya yang paling bertanggungjawab untuk Prison Band
"Kalau ada yang sekiranya tidak enak, saya yang betulkan, kebetulan saya yang diberi tanggung jawab dulu oleh Bapak Kepala Rutan dulu (Bambang), kebetulan saya kan hobi musik juga," kata Gempa.
(Stefanus Bangga Punya Keong Kirun yang Berusia 60 Tahun)
(Kemenhub Akui Problem Angkutan Massal Masih Jadi Pekerjaan Rumah Bagi Pemerintah
Gempa menyebut, pembentukan band ini tidak mudah, personelnya kerap dapat hukuman dari Karutan Bambang seperti push-up.
Kata Gempa, Karutan Bambang juga menerapkan kedisiplinan meskipun band yang saat itu terbilang 'receh' hanya untuk hiburan belaka.
Namun, Gempa merasa lambat laun didikan semacam itu dapat membuat grupnya bisa berkarya lebih baik lagi dan malah menyabet beragam prestasi
Band yang bergenre alternatif dan dibentuk pada Februari 2017 itu juga telah mengeluarkan satu album berjudul 'Bersamamu'.
Kata Gempa, menyatukan komitmen antar warga binaan yang ke dalam band Prison gampang-gampang susah, pasalnya, para personel diwajibkan menyingkirkan ego dan saling memahami.
Bagi Gempa, bermusik adalah salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan saat menjalani hukuman pidana dibalik jeruji besi.
Kesempatan yang diberikan Rutan Kelas I Medaeng untuk tampil menghibur, membuat personel Prison Band lebih bersemangat dalam menjalani hidup.
(Jelang Jakarta Fashion Week, Arfa School of Fashion Siapkan Busana-busana Terbaik)
(Stefanus Bangga Punya Keong Kirun yang Berusia 60 Tahun)
"Ada teman (warga binaan) yang minta diajari main gitar, itu membuat kami bahagia karena banyak teman yang sangat respect dengan kami," tandas warga Surabaya itu.
Terpisah, Andri menyebutkan, Prison Band juga pernah Taken Kontrak untuk mengisi sebuah acara di TVRI Surabaya selama Ramadan kemarin.
Ada beberapa acara juga yang membuat mereka diberi kepercayaan kembali seperti tampil di beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) hingga ikut festival band di Kemenkum HAM Jakarta.
"Meskipun mereka mendapat nilai plus dari kami (Rutan Kelas I Surabaya), tapi mereka juga kami kawal ketat, minimal satu orang personel menjaga satu napi saat mau manggung ke suatu tempat," pungkas Andri.
Andri berharap, dengan adanya Prison Band, cara pandang masyarakat untuk menilai warga binaan di rutan lebih terbuka.
Menurut Andri, tak jarang selama ini masyarakat memandang rutan sebagai tempat berkumpulnya orang jahat, padahal tak sedikit kreativitas yang lahir di dalamnya.
Sang vokalis, Gempa berharap saat masa tahanan habis, ia dan sejumlah personel lainnya dapat terus bersama dalam satu band.
"Harapan terbesar kami tentu tidak lagi menyentuh narkoba, agar tak perlu lagi balik ke sel," tutupnya.
(Orang Tua Korban Dugaan Pencabulan di Mojokerto Cabut Laporannya Terhadap Pengurus Pesantren)
(Cleaning Service SD di Surabaya Cabuli Siswa, Tersangka Ngaku Tertarik dengan Wajah Tampan Korban)