5 Fakta Hoaks Penculikan Anak di Jawa Timur, dari Inces RaRa hingga Modus Rambut Dicolek
Hoaks penculikan anak yang marak di media sosial rupanya turut merambah wilayah Jawa Timur, berikut fakta-faktanya!
Penulis: Alga | Editor: Adi Sasono
Menurut Setyo Wasisto, kepada lima akun yang teridentifikasi diduga menyebarkan hoaks tentang penculikan anak akan dilakukan upaya paksa berupa penangkapan.
• Fakta Baru Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh di Tanjung Karawang, Kronologi hingga Daftar Nama Penumpang
Hoaks penculikan anak yang menyebar di media sosial rupanya turut merambah wilayah Jawa Timur.
Dirangkum TribunJatim.com, berikut fakta-fakta mengenai hoaks penculikan anak yang kian merambah Jawa Timur:
• 5 Kesaksian Detik-detik Jatuhnya Lion Air JT 610, Asap di Antara Roda Pesawat, Laut Bergetar
1. Hoaks penculikan anak di Tulungagung
Sebuah akun Facebook menyebarkan isu penculikan di sebuah pusat perbelanjaan di Tulungagung.
Akun tersebut mengatakan, seorang ibu yang membawa anak, tidak mengetahui jika sang buah hati akan diculik orang lain.
"Tapi ortune anak gak sadar/teriak kalo anaknya diculik (tapi orang tuanya tidak sadar kalau anaknya diculik)," tulis pengunggah tersebut dengan akun nama perempuan ini.
Masih menurut posting-an tersebut, si anak mengaku dicolek rambutnya dan kemudian tidak sadar.
Akibatnya saat diajak penculik, anak itu menurut saja.
• Lion Air JT 610 Ternyata Jatuh di Atas Kuburan Kapal-kapal yang Simpan Harta Karun VOC dan Koin Emas
Unggahan hoaks penculikan anak ini sempat viral dan membuat geger warga Tulungagung.
Apalagi screenshot posting-an ini juga menyebar lewat aplikasi chatting WhatsApp.
Namun, Kapolres Tulungagung, AKBP Tofik Sukendar memastikan, posting-an itu hoaks.
"Saya pastikan kabar itu hoaks," tegas Tofik, seusai gelar pasukan Operasi Zebra Semeru 2018, Selasa (30/10/2018).
• Perairan Lokasi Jatuhnya Lion Air JT 610 adalah Kuburan Harta Karun VOC, Warga Kerap Temui Koin Emas
Tofik mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya isu yang belum diketahui kebenarannya, apalagi sampai ikut menyebarkan sebelum melakukan konfirmasi.
"Kalau ada isu seperti itu, konfirmasi ke pihak berwenang, seperti ke Kepolisian," tambahnya.