Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rumah Politik Jatim

5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Lamongan dan Sidoarjo, 3 Pemuda Sempat Diamankan Paspampres

Tiga pemuda bentangkan poster yang awalnya disembunyikannya di balik jas saat Jokowi akan salami peserta muktamar

Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Presiden Jokowi belanja dan mengecek harga kebutuhan pangan di Pasar Sidoharjo, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Senin (19/11/2018). 

Juga para pengacara dan dukungan sumbangan untuk Nuril.

3. Ungkap jasa besar Muhammadiyah

Presiden RI ke 7, Joko Widodo mengapresiasi positif pada Milad Muhammadiyah ke 106.

"Selama 106 tahun berdirinya, Muhammadiyah telah membantu pemerintah guna mengembangkan bidang kesehatan dan pendidikan," katanya saat meresmikan Unmuh Lamongan, peletakan batu pertama tower dan penyerahan SK 6 perguruan tinggi milik Muhammadiyah, Senin (19/11/2018).

Jokowi mengungkapkan peran besar Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia.

Muhammadiyah tidak hanya punya kuantitas, tapi juga kualitas hebat untuk membangun negeri," ungkapnya.

Muhammadiyah juga banyak mewakafkan para tokoh-tokohnya untuk kemajuan negara seperti, KH. Ahmad Dahlan, Nyai Siti Walidah, Buya Hamka, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Di bidang kesehatan, ada 72 rumah sakit unggulan yang dibangun Muhammadiyah merata di seluruh tanah air.

Ada 5000 sekolah, 67 pondok pesantren, dan 170 perguruan tinggi yang juga didirikan oleh keluarga besar Muhammdiyah.

Jokowi berharap Muhammadiyah merespons dampak revolusi industri 4.0.

"Saya minta perguruan tinggi dan universitas-universitas Muhammadiyah, secepatnya merespons ini," harapnya.

Jika perlu ada fakultas ekonomi, ganti jadi fakultas digital ekonomi." Mengapa tidak ?," katanya.

Sebab, profesi-profesi konvensional, seperti teller dan tukang pos, sudah tidak relevan. Ia jugamendorong perguruan tinggi meresponsnya dengan menciptakan fakultas dan jurusan baru yang menyesuaikan perubahan zaman.

"Saya titip fakultas-fakultas di universitas atau perguruan tinggi merespons," katanya.

Dengan merumuskan agenda riset yang baru, pentingnya membentuk jurusan, fakultas yang baru.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memastikan, memasuki usia ke-106, Muhammadiyah akan terus bergerak membangun amal sosial, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya.

Satu di antaranya memperluas pembangunan pendidikan di wilayah pelosok nusantara, seperti di Ambon dan Lampung.

Muhammadiyah ingin terus memberi sumbangsih untuk kehidupan bangsa, sebab di era persaingan global saat ini, pertaruhan terbesar kita adalah SDM.

"Kunci SDM berkualitas adalah pendidikan, dan perguruan tinggi menempati tempat yg strategis," katanya.

Muhammadiyah akan terus mengembangkan kualitas dan kuantitas pendidikan bagi kemajuan bangsa di masa depan.

4. Tiga Pemuda bentangkan poster

Tiga peserta Muktamar XXl Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang sempat diamankan Paspampres, karena hendak membentangkan poster di sela acara yang dihadiri presiden Joko Widodo dianggap tidak bermasalah.

Menurut Aderul Kodim (41), seorang petugas keamanan acara yang sempat ikut mengamankan para peserta itu, mereka hanya diinterogasi dan kemudian dibolehkan melanjutkan ikut acara mukmamar.

"Mereka tidak ada masalah. Setelah diinterogasi, ternyata tindakan mereka itu maksudnya baik cuma momennya saja yang tidak pas," kata Kodim.

"Nah, kami sebagai petugas kemanan kan menjalankan instruksi. Melihat ada yang dicurigai, langsung kami amankan," sambung dia.

Diceritakan, dari pemeriksaan yang dilakukan diketahui bahwa poster bertuliskan "Mekarkan Luwuk Tengah" itu ditulis mereka pada malam sebelum acara pembukaan muktamar.

Dari pengakuan mereka, proses pembuatan poster dilakukan di sebuah warung kopi di sekitar Kampus Umsida (Universitas Muhammad Sidoarjo), lokasi pelaksanaan Muktamar yang dibuka oleh Presiden Jokowi.

Kemudian poster disembunyikan di dalam jas untuk masuk ke dalam lokasi acara.

Nah, ketika acara kemudian mereka melancarkan aksinya.

Insiden itu terjadi dalam acara pembukaan muktamar yang dihadiri presiden.

Ketika presiden usai sambutan, hendak menyalami para peserta, tiga remaja ini berdiri dan berusaha mengeluarkan poster dari dalam jasnya.

Baru hendak berlari menuju presiden untuk menunjukkan posternya, mereka langsung diamankan petugas keamanan.

Mereka adalah Amar Jaya Nasir, Muh Syainal Nur, dan Al Gazali, ketiganya peserta asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Setelah diamankan dan dibawa keluar lokasi acara, mereka dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.

Di tempat inilah mereka diinterogasi oleh Paspampres.

Sementara di luar ruang, beberapa rekannya terus menunggui. "Iya, dua yang diamankan tadi teman saya. Mereka adalah Amar dan Ruslan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palopo. Mereka membawa poster tentang pemekaran wilayah Luwu Tengah," kata Amar Amar Muarif, Sekretaris Bidang Advokasi Pimpinan Wilayah IPM Sulawesi Selatan.

5. Komentar pengamat

Kunjungan Presiden RI, Jokowi ke kedua tempat di Jatim yaitu di Universitas Muhammadiyah Lamongan dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dinilai pengamat politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari merupakan langkah awal untuk meraih simpati warga Muhammadiyah.

Wawan menilai kunjungan tersebut, sangat dibutuhkan, apalagi jumlah warga Muhammadiyah di dua pertemuan tersebut cukup besar.

"Kalau Jokowi ke NU itu biasa, karena sudah jelas Cawapresnya mantan Rais Aam PBNU. Kalau ke Muhammadiyah ini perlu karena selama ini tidak terlalu dirangkul," kata Wawan

Wawan melanjutkan, membangun image di kalangan Muhammadiyah sangat penting karena menunjukkan Jokowi tidak hanya dekat dengan NU tapi juga Muhammadiyah.

Terkait peluang Jokowi untuk menarik dukungan di tengah warga Muhammadiyah sendiri, menurut Wawan masih sangat besar.

Walaupun memang partai yang kerap diafiliasikan dengan Muhammadiyah yaitu PAN mendukung pesaing Jokowi yaitu Prabowo-Sandi.

"Kalau PAN garis partainya memang ke Muhammadiyah, tapi warga Muhammadiyah tidak selalu ke PAN, ada juga yang ke partai lain," lanjutnya.

Apalagi Jokowi menurut Wawan juga membuat cerminan politik yang sangat cair dalam pemerintahannya dengan menempatkan orang Muhammadiyah di dalam kabinetnya.

"Dalam kabinet Pak Jokowi juga ada Prof Muhadjir Effendy, dan bagaimanapun itu sangat berperan pada penerimaan Pak Jokowi di kalangan Muhammadiyah," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved