Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sepanjang Tahun 2018, Kantor Imigrasi Kelas I Malang Mendeportasi 13 Warga Negara Asing

Mereka dipulangkan ke negaranya masing-masing karena melakukan pelanggaran administrasi di Indonesia, khususnya Kota Malang.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/AMINATUS SOFYA
Konferensi pers capaian kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jumat (28/12/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sepanjang tahun 2018, Kantor Imigrasi Kelas I Malang mendeportasi 13 warga negara asing.

Mereka dipulangkan ke negaranya masing-masing karena melakukan pelanggaran administrasi di Indonesia, khususnya Kota Malang.

Selain melakukan deportasi, Imigrasi Kelas I Malang juga memberikan sejumlah sanksi terhadap pelanggaran ringan yang dilakukan WNA.

Tercatat ada 129 yang mendapat pengenaan biaya beban.

Bakso Priangan Mang Yayat di Kota Malang Sediakan Tempat Khusus Perempuan Bercadar

Ada juga yang bebas demi hukum sebanyak dua orang dan satu orang pro justitia.

Kepala Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Eko Julianto menerangkan, pihaknya sangat intens melakukan pengawasan terhadap orang asing.

Baru-baru ini, ada dua warga negara Afganistan yang berada di Pasuruan dikembalikan ke Jakarta.

Dua orang warga Afganistan itu dinilai meresahkan warga karena belajar agama Nasrani di sebuah gereja di Pasuruan.

Ini Alasan Manajemen Arema FC Pelit Informasi Soal Pemain Baru yang akan Didatangkan Musim Depan

Warga merasa aneh karena biasanya orang Afganistan beraga Islam.

"Latar belakangnya militer, tapi ada di sekolah gereja di Pasuruan. Itu dianggap meresahkan karena cukup aneh orang Afganistan belajar Kristen di gereja. Satu di antaranya pemegang kartu UNHCR. Akhir tahun ini, tanggal 26 Desember 2018, dipastikan bahwa keduanya sudah pergi. Keberadaan mereka sedikit banyak meresahkan," imbuhnya.

Sementara itu, di tempat lain, Lumajang, ada tiga orang warga Filipina yang tidak punya identitas.

Tren Kriminalitas di Kota Malang Turun, Kasus Curanmor Selama 2018 Hanya Ada 264 Laporan

Saat ini imigrasi melakukan koordinasikan dengan keduataan terkait.

Pasalnya, kedutaan Filipina masih belum memastikan kalau tiga orang itu adalah warga negara Filipina.

Imigrasi juga berencana menggulirkan program yaitu mengembangkan kembali Tim Pora sampai kecamatan, yakni dari lurah/kades, camat RT/RW Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan terlibat.

"Kami berharap dengan kami bentuk bisa mengetahui keberadaan WNA," terangnya.

Petugas imigrasi juga menindak seorang nelayan asal Filipina bernama Nomer (41).

Bursa Transfer Liga 1, Tim Pelatih Arema FC Beberkan Alasan Arthur Cunha Layak Dipertahankan

Nomer diketahui tinggal di sebuah kapal yang terparkir di kawasan Pantai Sendang Biru, Malang Selatan.

Nomer ternyata sudah tinggal di sana selama kurang lebih 4 tahun dan bekerja sebagai nelayan setiap harinya.

"Tidak ada bisnis lain, tinggal di kapal. Kerja sebagai nelayan," ujar Eko.

Nomer masuk ke Indonesia tanpa menggunakan dokumen.

Tahun Baru, Jalan ke Stadion Kanjuruhan dan Pantai Kerap Macet, Polres Malang Siapkan Alternatif

Tak hanya itu, Nomer juga masuk secara ilegal tanpa melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).

Eko menambahkan, setelah masuk melewati Sulawesi, Nomer kemudian masuk ke perairan Jawa, kemudian standby di Sendang Biru, Malang Selatan.

"Saat itu Nomer datang ke kantor untuk melapor. Ketika kami tanya paspornya ternyata tidak ada. Kemudian kami tangkap," kata dia. (Benni Indo)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved