Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Heboh Fenomena Gunungan Busa di Sungai Jombang, Dinas Lingkungan Hidup ke TKP

Warga dihebohkan dengan fenomena gunung busa di sungai Dusun Pranggang Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Jombang.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Anugrah Fitra Nurani
SURYA/Sutono
Fenomena gunung busa di dam sungai Dusun Pranggang, Desa Jatimpelem, Diwek, Jombang (sutono) 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Warga dihebohkan dengan fenomena gunung busa di sungai Dusun Pranggang Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Jombang.

Bagaimana tidak, pada Senin malam (7/1/2019), tumpukan busa itu terpantau mencapai tinggi lima meter, dan  sepanjang 200 meter. Aromanya pun terasa wangi.

Fenomena tersebut langsung direspon Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang.

Pasukannya mengambil sampel air, guna memastikan kandungan unsur cairan dan busa serta asal limbah tersebut pada Selasa (9/1/2019).

(Promo GOPAY Januari 2019, Cashback hingga 40%, dari Gramedia, PHD, McD, sampai BreadTalk)

(Uji Coba Perdana Traffic Light di Perempatan Mergan Kota Malang, Masih Banyak Pengendara Melanggar)

Petugas mengambil sampel di bebereapa titik atau lokasi, mulai titik dam, dan di beberapa titik di hulu dan hilir aliran sungai.

Petugas DLH dipimpin Kepala Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan Yuli Inayati.

“Hari ini kami mengambil sampel dengan parameter lapangan. Ada temperatur air, kekeruhan, PH (derajat keasaman), DHL (daya hantar listrik) dan sebagainya,” kata Yuli Inayati.

Menurut Yuli, dari sampel yang diambil, saat uji di lapangan didapat PH air ada dalam kisaran 6 sampai 9. Artinya, air di sungai tersebut masih memenuhi standar baku mutu.

Sayangnya, Yuli dan pasukannya menemukan sejumlah kandungan kimia, seperti posfat yang terdapat di deterjen, serta unsur lainnya belum diketahui.

DLH sendiri memastikan busa tersebut berasal dari deterjen.

Ditambahkan Yuli, sampel yang diambil akan diuji di laboratorium kemudian dibandingkan dengan kondisi air sungai di lain tempat di Jombang.

Air ini juga dibandingkan dengan sample air sungai Dusun Pranggang sebelum dipenuhi busa.

(Tren Kuliner 2019 Diprediksi Makanan Sehat dan Jajanan Nyeleneh, Contohnya Seperti Teh Keju!)

(Hasil Drawing Babak 32 Besar Piala Indonesia, Arema FC akan Berhadapan dengan Persita Tangerang)

“Ini untuk mengetahui beban pencemarannya sejauh mana,” kata Yuli.Yuli menyebut, hasil uji laboraturium akan keluar sekitar sepekan ke depan.

“Karena untuk analisisnya sendiri makan waktu lima hari, belum lagi pengolahan datanya,” terang Yuli.

Meski sudah dipastikan busa tersebut berasal dari deterjen, namun Yuli mengaku belum bisa memastikan berasal dari mana.

“Masih kita cari informasi, kita susuri. Bisa dari domestic rumah tangga, bisa dari pencucian mobil, ‘laundry’ maupun perusahaan plastic,” kata Yuli.

Yuli juga belum bisa memastikan air sungai ini berbahaya atau tidak, minimal untuk irigasi pertanian.

“Kami terus terang tidak bisa melarang petani untuk tidak memanfaatkan air sungai ini, karena petani butuh air ini untuk tanaman mereka. Harapan kami, masalah ini tidak berdampak kepada sawah mereka, misalnya menyebabkan tanaman mati dan sebagainya,” tutur Yuli.

(#jodohmalang Viral di Twitter, Wali Kota Malang Sutiaji akan Siapkan Psikolog Bagi Warga yang Jomblo)

(Uji Coba Perdana Traffic Light di Perempatan Mergan Kota Malang, Masih Banyak Pengendara Melanggar)

Pantauan di lokasi, gunungan busa di sungai dusun Pranggang pada Selasa pagi tadi sudah mulai berkurang.

"Berangsur-angsur surut terbawa aliran sungai," kata Yayuk Emma, warga setempat. Bahkan siang ini, gunungan busa sudah nyaris lenyap.

Seperti diketahui, warga dihebohkan fenomena busa setinggi 5 meter di sungai Dusun Pranggang, Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Senin malam (7/1/2019).

Dari pantauan di lokasi, pada pukul 19.30 WIB, busa yang kental beraroma sabun ini terlihat menggunung hingga kurang lebih 5 meter dari permukaan air sungai.

Busa berkumpul tepat di dam sungai tersebut ini, menutupi sungai sepanjang sekitar 200 meter.

Ketua RT 02 RW 01, Desa Jatipelem, Kasiyanto, fenomena munculnya busa di sungai ini diketahui sejak usai maghrib, setelah hujan lebat mereda.

"Awalnya seperti busa sabun mas. Lama kelamaan tambah banyak dan meninggi seperti ini," ungkapnya.

Sebelum fenomena tersebut muncul, sungai ini sudah lama mengering tidak dialiri air.

Ketika turun hujan sore tadi, lanjutnya, kumpulan busa tersebut tiba-tiba bermunculan. Warga lalu membuka pintu penahan air untuk mengalirkan air sungai, agar busa hanyut.

Reporter: Surya/Sutono

(Hasil Drawing Babak 32 Besar Piala Indonesia, Arema FC akan Berhadapan dengan Persita Tangerang)

(Uji Coba Perdana Traffic Light di Perempatan Mergan Kota Malang, Masih Banyak Pengendara Melanggar)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved