Pemkot Malang Imbau Warga Tetap Tenang dan Waspada Terhadap Angin Kencang
Pemkot Malang menghimbau agar masyarakat Kota Malang tetap tenang menghadapi fenomena angin kencang yang terjadi di Kota Malang beberapa hari terakhir
Penulis: Benni Indo | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Pemkot Malang menghimbau agar masyarakat Kota Malang tetap tenang menghadapi fenomena alam angin kencang yang terjadi di Kota Malang dalam beberapa hari terakhir.
Pemkot Malang juga telah melakukan deteksi dini pada sejumlah pohon yang dinilai rawan rantingnya patah.
Walikota malang Sutiaji disebut telah memerintahkan kepada Plt Kepala Dinas Perkim Diah Ayu Kusumadewi untuk memangkas ranting pohon yang sudah tua.
Kabag Humas Pemkot Malang M Nur Widianto mengatakan, sebelum kejadian angin besar, Sutiaji sudah melihat gejala fenomena alam angin kencang.
(Hakim PN Sidoarjo Pertanyakan Hasil Labfor yang Tak Dilampirkan di BAP)
(Polres Sampang Mulai Penyelidikan Ambruknya Puskesmas Baru di Torjun)
Saat itu Sutiaji yang baru saja melaksanakan kegiatan di DPRD Kota Malang melihat ada sejumlah ranting yang berguguran di dekat kantor dewan.
“Ada bu Diah juga sana, sehingga beliau menyampaikan agar mencermati kondisinya. Pesan itu sudah disampaikan ke Pak Wali. Tentu ini juga menjadi perhatian bu Diah, bersama tim untuk mencermati itu semua,” ujar Widianto, Rabu (23/1/2019).
Widianto berharap, adanya gejala alam di musim penghujan ini bisa dilalui dengan baik.
Ia juga menghimbau agar masyarakat Kota Malang mawas diri ketika berada di dekat pohon besar maupun pohon yang sudah tua.
“Tentu kami berharap tidak ada kejadian. Kami juga menghimbau kepada warga yang berhimpitan dengan pohon besar, supaya berhati-hati. Kalau ada apa-apa, bisa langsung dilaporkan,” terangnya.
Sejauh ini, Pemkot Malang belum mendapatkan laporan adanya korban akibat angin kencang yang terjadi di Kota Malang.
(Wakil Wali Kota Malang Minta Sekolah Lapor ke Dispendukcapil Bila Ada Siswa yang Sudah 17 Tahun)
Seperti diketahui, angin kencang melanda Kota Malang pada sejak Selasa (22/1/2019) malam.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Malang Hana Amalina menjelaskan, terpantau ada tiga titik bibit badai tropis di kawasan Samudera Hindia.
Bibit badai tropis terdekat berada di Laut Timor dengan tekanan udara 1005 milibar.
"Terjadi anomali di situ. Kondisi normalnya, 1013 milibar," ujar Hana, Rabu (23/1/2019).
Kondisi itu mempengaruhi kecepatan angin di kawasan Jawa Timur, termasuk kawasan Malang Raya. Namun Hana menegaskan, badai selalu menjauhi garis equator.
Diprediksi bibit badai akan terus bergerak menjauhi Indonesia. Ke arah selatan dan barat daya.
Kecepatan angin pada malam hari biasanya normal. Namun karena ada tiga bibit badai tropis, maka kondisi kecepatan angin di malam hari tidak seperti biasanya.
(Diduga Sakit Jantungnya Kumat, Pria Pakisaji Malang Ini Tewas di Tempat Kerjanya)
Kondisi inilah yang membuat warga banyak bertanya-tanya karena gejolak yang terjadi tidak seperti biasanya.
Diterangkan pula oleh Hana, pantauan BMKG Klimatologi Malang pada pukul 22.40 hingga 22.50 wib, kecepatan angin mencapai angka tertinggi yakni 66 Km/Jam.
Rata-rata, secara fluktuatif kecepatan angin berada di angka 21 Km/Jam. Masuk katrgori angin kencang ketika melebihi 45 Km/jam.
"Sekitar pukul 21.00 wib, mulai terjadi peningkatan. Mulai dari pukul 21.30, BMKG mencatat terjadi kenaikkan signifikan," jelas Hana.
Kecepatan angin pada 66 Km/Jam hanya berlangsung 10 menit saja. Hana menyebutnya kondisi sesaat.
Reporter: Surya/Benni Indo
(5 Hari Kapal tak Beroperasi, Ratusan Penumpang ke Pulau Bawean Terlantar di Pelabuhan Gresik)