Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengintip Proses Penggilingan Karet dari Pabrik Glantangan yang Sudah Berusia 100 Tahun di Jember

Pabrik Pengolahan Karet Glantangan di Kebun Glantangan PTPN XI Kecamatan Tempurejo, Jember memperlihatkan kekayaan perkebunan yang ada di Jember.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/SRI WAHYUNIK
Proses penggilingan karet di Pabrik Pengolahan Karet Glantangan di Kebun Glantangan PTPN XI Kecamatan Tempurejo, Jember, Rabu (13/3/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Beberapa orang perempuan terlihat mengaduk sesuatu berwarna putih kental di dalam sebuah bak.

Bak itu berisi air terukur yang dicampurkan dengan getah karet, dan asam semut.

Campuran air, asam semut dan getah karet itu terus diaduk, sampai akhirnya mengental dan menggumpal semirip tahu berwarna putih.

Setelah mengental, beberapa penyekat dipasang di dalam bak untuk membentuk cetakan lembaran lateks.

Itulah salah satu pemandangan proses pengolahan getah karet menjadi lembaran karet di Pabrik Pengolahan Karet Glantangan di Kebun Glantangan PTPN XI Kecamatan Tempurejo, Jember.

Pemandangan itu bisa dinikmati melalui wisata heritage dan edukasi perkebunan di kebun tersebut.

Sisi Gelap di Balik Gemerlap Industri K-Pop yang Sudah Jadi Rahasia Umum, Pelecehan dan Prostitusi

Ratusan Fans Barca Antri Foto Trofi Piala Liga Champions dan Berburu Tanda Tangan Puyol di Sutos

Bertandang ke kebun karet dan pabrik pengolahan karet itu memperlihatkan kekayaan perkebunan yang ada di Kabupaten Jember.

Karena salah satu karet yang dihasilkan dari pabrik pengolahan karet di Jember itu bisa jadi yang diolah menjadi roda mobil dan motor yang dipakai banyak orang di belahan dunia ini.

Beberapa waktu lalu, Surya (grup TribunJatim.com) bersama wisatawan Jember Heritage Trip and Concert melihat bagaimana proses pengolahan getah karet menjadi lembaran karet di Pabrik Pengolahan Karet Kebun Glantangan.

Saat sejumlah ibu-ibu mengaduk adonan getah karet itu, para wisatawan meriung di sekelilingnya.

Sementara Munasid, Asisten Teknik dan Pengolahan Pabrik Karet Glantangan menjelaskan proses pengolahan karet kepada wisatawan.

Pengolahan karet dimulai dari getah karet yang dikirimkan dari lima afdeling kebun di Kebun Glantangan.

Dalam kondisi tidak hujan, setiap hari terkirim sekitar 20 ribu liter getah karet ke pabrik tersebut.

Getah karet diuji petik untuk diketahui kadar karetnya.

Kadar karet itulah yang kemudian dibekukan di bak penyaringan, setelah dicampur air dan asam semut.

Setelah beku itulah, karet berbentuk lembaran lentur berwarna putih.

Isu Kiamat, Begini Kondisi Pondok Pesantren di Kasembon yang Dijadikan Tempat Singgah Warga Ponorogo

VIRAL Isu Kiamat, Gubernur Khofifah Pernah Temui Fenomena Serupa: Sesederhana Itu Alasannya

Setelahnya, lembaran lateks itu dimasukkan ke penggilingan untuk pemerasan air di dalam kandungan lateks tersebut.

Penggilingan juga untuk membentuk lembaran lateks sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

Setelahnya, lembaran lateks itu dibawa ke ruang pengasapan.

Pengasapan dilakukan selama enam hari sampai lembaran lateks berwarna kuning kecoklatan.

Terakhir, lembaran lateks dibawa ke ruang sortir.

Penyortiran harus dilakukan untuk memilah masing-masing kualitas, juga memastikan tidak ada kotoran di dalam setiap lembaran lateks.

"Tidak ada kotoran, juga tidak ada kecacatan. Semuanya harus diteliti satu per satu, sebelum dikemas dalam tiga jenis kemasan," kata Munasid.

Setelah pengemasan selesai, barulah lembaran lateks itu dikirimkan ke gudang transit milik PTPN XII di Kecamatan Tanggul.

Lembaran-lembaran karet dari Jember itu dijual ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan India.

Per hari pabrik itu mengolah getah karet menjadi 6 ton lembaran karet.

Raffi Ahmad Takjub Lihat Ruangan Ketua DPR RI, Nagita Slavina: Kalau Berantem Kelihatan Semua Ya

Rosa Meldianti Kerap Diterpa Masalah, Pernyataan Bijaknya Langsung Disindir Nia Ramadhani

Lembaran karet yang keluar dari pabrik itu juga berkualitas baik karena sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan RI.

Berwisata ke pabrik pengolahan karet itu, tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan karet.

Tetapi juga bisa menyaksikan bangunan heritage pabrik itu sendiri.

"Pabrik ini heritage karena dibangun tahun 1919, ya era Belanda. Sebagian besar bangunan pabrik masih asli, tidak ada yang kami rombak. Material bangunan berbahan kayu. Berarti usianya 100 tahun ya," kata Munasid yang mendadak harus menjadi guide hari itu sambil tertawa.

Bangunan-bangunan besar berdinding balok kayu masih berdiri.

Lantai kayu di sebuah bangunan panggung di kompleks pabrik itu juga masih terjaga.

Karena itulah, PTPN XII bekerjasama dengan Tamasya Bus Kota menjadikan pabrik itu sebagai salah satu lokasi wisata heritage perkebunan di Jember.

"Memang untuk kunjungan wisatawan baru sekarang ini, biasanya hanya untuk kegiatan pendidikan seperti penelitian dan magang, juga buyer yang survei kesini," imbuh Munasid.

Seiring dibukanya pabrik itu untuk wisatawan, beberapa kali rombongan wisatawan datang ke pabrik tersebut. (Surya/Sri Wahyunik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved