Plengsengan Jembatan Pelor Malang Amblas, Ruang Dapur Milik Warga Langsung Lenyap
Tanah longsor terjadi di bawah jembatan pelor tepatnya di Jalan Tapak Siring RT 02 RW 04, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen Kota Malang.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Tanah longsor terjadi di bawah jembatan pelor tepatnya di Jalan Tapak Siring RT 02 RW 04, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen Kota Malang pada Rabu (13/3/2019).
Kejadian tersebut mengakibatkan dapur milik Siti Rohdiyah (54) harus terkubur longsoran.
Longsoran itu juga menyebabkan tanah yang berada di dalam rumah Siti retak dan pipa air PDAM mengalami kebocoran.
Bahkan, tekel yang berada di dalam sebuah kamar di rumah siti harus ambles dan terbuka.
"Kami masih beruntung, karena longsoran itu sampai mengakibatkan tembok kami roboh," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM (grup TribunJatim.com), Kamis (14/3/2019).
• Mahasiswi Asal Jerman Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia di Ajang Lomba Baca Berita di Ubaya
• Arema FC Vs Persita Tangerang, Ini Kiat Sukses Singo Edan Bisa Pesta Gol ke Gawang Persita
Tanah longsor itu terjadi saat Kota Malang dilanda hujan lebat pada Rabu sore (13/3/2019).
Pada saat kejadian, Tumaryono (49) yang juga pemilik rumah mengaku bahwa dirinya sedang menonton televisi sembari menunggu pertandingan Sepakbola antara Persela vs Barito Putera.
Tiba-tiba ia merasakan suara seperti ada getaran diikuti oleh suara benda yang terjatuh dari atas.
"Kejadian itu terjadi pada pukul 14.40 WIB, saat itu saya merasakan getaran dengan diiringi suara gruduk .. gruduk ..," ungkapnya.
Setelah dilihat ke sumber suara, Tumaryono menyadari bahwa tanah yang berada di samping rumahnya longsor.
Melihat kejadian itu, dirinya langsung memberitahu kepada warga sekitar dan juga Ketua RT yang ada di sana.
Tak berselang lama, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang datang untuk membantu mengevakuasi longsoran tersebut.
"Kami langsung mengevakuasi barang-barang kami keluar rumah untuk ditampung di rumah saudara," ucapnya.
• Dua Maling Hewan Ternak di Turen Malang Diringkus Polisi, Ngaku Nyolong Karena Terdesak Utang
• Mengintip Potret Gang Sempit Diduga Tempat Tinggal Lucinta Luna, Terlahir dari Keluarga Sederhana?
Tumaryono mengatakan, tanah yang longsor itu merupakan plengsengan yang telah ditanami Pohon Nangka dan Pohon Pepaya.
Meskipun demikian, sebelum tanah longsor itu terjadi, ia tidak memiliki firasat atau tanda-tanda apapun.
"Pondasi plengsengan ini kurang kuat. Sehingga mengakibatkan tanah longsor ini," ucapnya
Akibat kejadian itu, Tumaryono mengaku mengelami kerugian senilai Rp 5 Juta.
Meskipun demikian, ia telah mendapatkan santunan berupa tiga buah bungkusan sembako dan satu karpet dari BPBD Kota Malang.
"Untuk sementara ini kami tidur di rumah saudara kami yang berada di samping rumah kami," ucapnya.
Sementara itu, dari pantauan SURYAMALANG.COM (grup TribunJatim.com) di lokasi, longsoran tersebut kini telah di tutup kain terpal berwarna biru oleh petugas BPBD Kota Malang.
Jalan alternatif yang berada di Jembatan Pelor itu ditutup sementara selama proses evakuasi.
• Sisi Gelap di Balik Gemerlap Industri K-Pop yang Sudah Jadi Rahasia Umum, Pelecehan dan Prostitusi
Di sisi lain, Ketua RT setempat, Winulyo Hadi mengatakan, bahwa kejadian longsor di daerahnya ini sudah terjadi dua kali, yaitu pada tahun 1998 dan 2019 ini.
Kejadian pun sama, yaitu plengsengan yang ambrol akibat hujan deras.
Kata Hadi, plengsengan yang berada di bawah jembatan pelor telah dibangun sejak tahun 1970.
Meskipun demikian, dirinya mengatakan, bahwa longsor yang terjadi di rumah Tumaryono itu akibat posisi kemiringan plengsengan terlalu miring.
Dia juga menyebut, bahwa plengsengan itu bukanlah plengsengan yang asli ketika dibangun pada tahun 70 an itu.
"Dulu, kondisinya tidak seperti saat ini. Posisi kemiringan normal, namun semenjak plengsengan ini dibongkar oleh sesepuh rumah yang dulu, jadinya tegak lurus, dan itu rawan longsor," tandasnya. (Surya/Rifki Edgar)