Dindik Kota Malang Akan Berlakukan Sehari Pakai Bahasa Jawa dan Pakaian Daerah di Sekolah
Sebanyak 275 guru kelas dari SD negeri dan swasta di Kota Malang mengikuti bimtek bahasa daerah selama dua hari.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
"Kalau siswa dapat PR bahasa Jawa, yang sibuk orangtuanya. Kalau ortunya milenial, maka yang sibuk kakek neneknya," kata Sofyan.
Bahasa Jowo Malangan disebutnya apa adanya.
• Dibanjiri Cabai Kering Asal India, Harga Cabai Rawit Lokal di Pasar Tradisional Jombang Anjlok
• Risih Banyak Jalan Berlubang di Malang, Warga yang Tergabung GGAA Galang Dana Tambal Jalan
"Tulus, enak-enakan. Terkait kegiatan ini, saya respek, sae, apik pol," puji wawali.
Narasumber bimtek antara lain Agus Widarti, tim mulok Bahasa Daerah Jawa Timur.
Dikatakan, bahasa daerah yang ditetapkan sesuai komunitas/masyarakat pengguna bahasa pada suatu wilayah.
Ia menceritakan pengalaman mengajar di sekolah di lereng Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo.
"Bahasa Jawa kita kan lebih ke Solo. Tapi di tiap daerah punya kekhasan sendiri. Misalkan dielek khas Malang adalah diakhiri a. "Iyo a?" contohnya.
Beda dengan kawasan Surabaya, Gresik, Sidoarjo pakai akhiran ta.
Beda lagi di kawasan mataraman dengan to. Saat di Probolinggo, ia juga belajar bahasa Madura karena siswanya juga berbahasa Madura dan sebagian berbahasa Jawa. (Surya/Sylvianita Widyawati)