Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nikmatnya Pentol Tahu Dhulit dengan Sambal Petis Khas Madura, Pemilik Bisa Dapat 3 Juta Sehari

Suasana warung pentol tahu dhulit di Desa/Kecamatan Bluto sangat ramai pada Minggu, (24/3/2019) pukul 16.00 WIB.

TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDS SYAHBANA
Makanan pentol dhulit dengan ciri khas sambal petis asli Madura, di Desa/Kecamatan Bluto, Sumenep. 

TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Suasana warung pentol tahu dhulit di Desa/Kecamatan Bluto sangat ramai pada Minggu, (24/3/2019) pukul 16.00 WIB.

Barisan pengunjung mulai dari anak muda hingga dewasa berkumpul di sana.

Kios yang satu ini sebetulnya hanya menjual kuliner pentol tahu dhulit layaknya kios lain, namun bumbu spesial di kios ini menjadi daya tarik.

Pemiliknya menyandingkan Pentol Tahu Dhulit menggunakan sambal petis nikmat.

(Icip-icip Nimatnya Buuk, Makanan Khas Sumenep yang Terbuat dari Buah Srikaya Segar)

(Icip-icip Nikmatnya Sate Kreco, Kuliner Street Food Kediri dari Hewan yang Hidup di Sawah)

"Di sini yang menjadi beda itu resep dan sambalnya dari petis, dan sambalnya itu kami menggunakan ciri khas petis Madura," kata pemilik warung pentol dhulit Totok Hardiyanto, (30) asal Desa Bluto, Kecamatan Bluto.

Pembuatannya tak butuh waktu lama. Totok juga tetap menyediakan sambal tomat untuk pengunjung yang pesan.

Efek sampingnya, pengunjung dari luar kecamatan juga ikut datang, mulai dari SUmenep, Kalianget hingga Pamekasan.

"Setiap harinya menghabiskan 11 wadah papan tahu," katanya.

Warung pentol dhulit itu mulai buka sejak pukul 09.00 WIB sampai sekitar  pukul 23.00 WIB.

(Kios Pusat Kuliner di Jalan Ahmad Yani Kota Blitar Mulai Ditempati Pedagang Kaki Lima)

(Usai Antar Persebaya Juara Grup A, M Syaifuddin Balas Dendam Berburu Kuliner Tradisional)

"Alhamdulillah ini berjalan sudah tiga tahunan," kata Totok

Totok yang kini memiliki satu anak ini mengaku membuka usaha ini agar tidak bergantung pada orang lain.

"Ingin punya usaha sendiri dan tidak punya ketergantungan sama orang lain," jujurnya. 

Usaha ini sukses mendatangkan omset Rp 1.500.000 hingga Rp 3.000.000 tiap harinya.

"Tapi normalnya antara Rp 2.500 - 3 juta setiap hari, dan paling ramai pembelinya di hari libur," katanya. 

Ia berharap kedepan bisa membuka cabang usaha lain, sebab warungnya sudah mulai penuh setiap hari. 

"Harapannya ingin membuka cabang lagi, kalau ramai bisa tempatnya kurang luas," harapnya. 

Reporter: TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

(Sebelas Restoran di Surabaya Sajikan Kuliner ala Perancis di Good France Festival)

(NCSA Gelar Surabaya Bakery & Coffe Festival 2019 Selama 5 Hari, Ada Stan Kuliner & Demo Memasak)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved