Kampung Ondomohen Genteng Surabaya Manfaatkan Got Jadi Wadah Ternak Bibit Ikan Lele dan Nila
Wilayah RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang menjadi lokasi yang cukup unik di perkotaan. Inovasi yang menjadi sorotan ialah got yang dijadikan kolam ikan.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
Kemudian warga membuat lapisan kolam dan menyalurkan air IPAL pada kolam tersebut.
"Hanya sepanjang empat meter, kami buat kolamnya di area got yang tidak dilalui jalan warga. Jadi tetap bersih meskipun cuma ditutup tralis berongga," paparnya.
Mus mengungkapkan, dalam kolam got sepanjang empat meter tersebut warga bisa menyebar 1.500 bibit lele.
Kemudian saat berukuran lebih besar mulai dipisah ke kolam got di sisi lainnya.
"Totalnya ada empat kolam got, dan setelah tiga bulan kami bisa panen," ujarnya.
Selain dirawat bersama oleh warga, saat panen warga juga bergotong royong.
Tak sulit bagi Mus dan warga kampung untuk menjual hasil ternak mereka.
Sejumlah pedagang bahkan kerap memesan lele hasil ternak warga tersebut.
• Wisata Kampung Durian Pakis Jember, Ada Wisata Petik Durian Hingga Main di Air Terjun Rengganis
• Kampung Lalu Lintas Jambangan Surabaya, Wajibkan Warga Pakai Helm Walau Berkendara di Area Kampung
"Kami sampai kewalahan, karena maunya pedagang kami jual tiap hari. Tetapi kami belum sebanyak itu lahannya untuk bisa panen tiap hari," urainya.
Tak hanya menghasilkan pundi-pundi uang untuk kas kampung.
Kolam ikan di dalam got ini juga menjadi daya tarik bagi anak-anak.
Bahkan sejumlah kunjungan ke kampung ini sengaja menyasar sistem pengolahan IPAL hingga bisa pembuatan kolam pada got ini.
Wakil Bupati Jembrana Bali, I Made Kembang Hartawan merupakan salah satu tamu yang mengunjungi kampung ini bersama rombongannya.
Ia mengungkapkan, sangat tertarik dengan pengelolaan lingkungan di Kota Surabaya yang juga memiliki potensi wisata.
"Kami sudah melangkah sejak dua sampai tiga tahun lalu sejak mengunjungi Surabaya, hasilnya sudah kelihatan. Yang bisa diadaptasi dulu caranya daur ulang. Kali ini tentang IPAL," ujarnya.
Iapun sangat tertarik dengan pengolahan limbah rumah tangga yang bisa bernilai ekonomi.
Pasalnya di wilayahnya, limbah rumah tangga di tempat masih konvensional.
"Support pemerintah memang penting, justru pemerintah harus punya andil besar pada masyarakat. Makanya nanti saya yang mengenalkan pada warga saya untuk bisa diterapkan juga," pungkasnya. (Surya/Sulvi Sofiana)