Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Mayat Laki-Laki yang Ditemukan di Jembatan Gadang, Sebut Soal Dendam
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna menyebut, pembunuhan yang terjadi di Jembatan Gadang mengarah ke motif dendam.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna menyebut, pembunuhan yang terjadi di Jembatan Gadang mengarah ke motif dendam.
Hal itu ia dapati saat melakukan penyelidikan kepada 10 orang saksi termasuk dua orang perempuan yang korban bonceng.
"Kami ini masih memeriksa 10 saksi. Empat diantara saksi merupakan terduga tersangka," ucapnya.
Sebelumnya sesosok mayat laki-laki ditemukan di Jembatan Gadanf Malang pada Selasa (2/4/2019).
• Fakta Penemuan Mayat di Jembatan Gadang Malang, Saksi Sebut Lihat Penusukan dan Pengeroyokan
• Mayat Laki-Laki Tergeletak di Jalan Pragoto, Ditemukan Luka Bacok di Dada dan Jempol Tangan Kiri
Polisi hingga kini masih belum mengungkap pelaku penusukan yang mengakibatkan Suyono (34) Warga Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang meninggal dunia.
Kata Komang, pihaknya kini masih mencari bukti-bukti kuat dalam pengungkapan kasus ini untuk melakukan pendalaman.
"Kami masih mencari alat yang digunakan untuk membunuh pelaku. Dan petugas kami kini sudah menyebar dilapangan untuk mencari pelaku," ucapnya.
Dijelaskan Komang, kronologi tewasnya pelaku terjadi di Jembatan Gadang, akibat dikeroyok oleh lima orang.
Setelah sampai di Pasar Gadang, tiba-tiba korban dikeroyok dan di tusuk di bagian perut.
• Terungkap, Mayat Laki-Laki yang Ditemukan Membusuk di Kamar Kos Tulungagung Gunakan Identitas Palsu
• Terungkap, Mayat Laki-Laki yang Ditemukan Membusuk di Kamar Kos Tulungagung Gunakan Identitas Palsu
Kemudian korban lari, dan akhirnya terjatuh di Jembatan Gadang.
Sebelum korban dikeroyok, korban sempat mengantarkan dua orang perempuan setelah pulang dari tempat hiburan malam.
Satu di antara perempuan itu merupakan sepupu korban yang bernama Bella.
"Pembunuhan ini mengarah ke motif dendam. Jadi di antara perempuan ini ada yang sengaja mengajak korban ke pelaku pembunuhan," ucap Komang.
Dari hasil autopsi, dijelaskan Komang bahwa korban mengalami beberapa luka tusuk di bagian dada dan pinggang.
Sementara dibagian kepala korban mengalami memar dan terdapat luka di bibir korban.
"Jadi korban dipukuli, ditusuk dan diseret sebelum meninggal dunia," ucapnya.
Barang bukti yang diamankan oleh polisi berupa Sepeda Motor Honda Beat Nopol N 4039 AAB, sandal yang dipakai pelaku dan ponsel.
Sementara itu, menurut kesaksian dari Sriyana, kakak kandung korban mengatakan, jika korban memang sering pergi ke Kota Malang.
Sriyana hanya mengetahui jika adiknya itu telah bekerja di Kota Malang karena diajak oleh temannya.
"Adik saya saat di rumah (Gondanglegi) bekerja membuat batu bata. Tapi sudah sebulan lebih ini tidak bekerja. Saya tahunya sudah kerja di Kota Malang," ucap Sriyana saat dijumpai SuryaMalang.com di Kamar Mayat RSSA Malang.
Kini Sriyana hanya bisa menangisi kepergian adiknya.
Korban sendiri merupakan seorang duda dan meninggalkan seorang anak berusia lima tahun.
"Dulu adik saya sudah menikah, tapi cerai. Kadang anaknya juga di asuh oleh ibu saya," tandasnya.