UPDATE Kasus Mayat Tanpa Kepala, Polisi Ungkap Guru Budi Terindikasi Gay, Dibunuh atas Motif Asmara
FAKTA TERBARU perkembangan kasus mayat guru honorer yang dimutilasi di koper, polisi indikasikan motif asmara dan orientasi sesama jenis.
Penulis: Ignatia | Editor: Dwi Prastika
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidiknya baru saja periksa dua orang saksi baru.
Sehingga, total saksi dalam proses pengungkapan kasus ini, sejauh ini, sedikitnya berjumlah 14 orang.
"Dia kami periksa kemarin (Kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Seorang saksi baru tersebut, ungkap Kombes Pol Frans Barung Mangera, adalah seorang ASN di lingkungan Kabupaten Nganjuk.
"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera.

Setelah beberapa jam proses pemeriksaan berlangsung, lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera, ternyata keterangan ASN tersebut terbukti konsisten sesuai dengan pernyataannya sejak awal.
"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," katanya.
Artinya, alibinya yang menyatakan tidak ada kaitannya dengan tewasnya guru honorer tersebut, adalah benar.
"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkut pautnya," tandasnya.
Kendati demikian, lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera, Polda Jatim akan terus gali informasi pada saksi tersebut.

Postingan Terakhir Guru Budi Hartanto
Sekadar diketahui, sesosok mayat tanpa kepala ditemukan di dalam koper yang tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019) lalu.
Mayat berjenis kelamin laki-laki itu bernama Budi Hartanto (28), warga Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri.
Ia dikenal pendiam, dan berprofesi sebagai guru kesenian di SDN Banjarmlati Kediri yang berstatus sebagai guru honorer.
Budi Hartanto (28) semasa hidup aktif sebagai pengguna Instagram.
