Rusunawa Mahasiswa yang Diresmikan Jokowi di STKIP PGRI Tulungagung Masih Banyak Kamar Kosong
Rumah Susun Sederhara Sewa (Rusunawa) mahasiswa di kampus STKIP PGRI Tulungagung belum sepenuhnya berfungsi.
Penulis: David Yohanes | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Rumah Susun Sederhara Sewa (Rusunawa) mahasiswa di kampus STKIP PGRI Tulungagung belum sepenuhnya berfungsi.
Rusunawa yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Januari 2019 ini baru dihuni sekitar 20 mahasiswa.
Bangunan megah tiga lantai ini mempunyai kamar sebanyak 39, dengan rincian 13 kamar per lantai.
Setiap kamar bisa dihuni oleh empat orang mahasiswa.
• Polisi Menangkap Pelaku Teror Pelemparan Batu di Blitar, Ternyata Pelakunya Mengidap Gangguan Jiwa
Khusus untuk lantai 1, dua kamar dikhususkan untuk mahasiswa difabel, dan setiap kamar hanya berisi dua orang.
“Khusus kamar difabel, fasilitas kamar mandi ada di dalam. Kamar yang lain, kamar mandi ada di luar, di bagian ujung-ujungnya,” terang Ketua STKIP PGRI Tulungagung, Dr Imam Sujono.
Rusunawa ini dikhususnya mahasiswa, tidak boleh dihuni mahasiswa.
Menurut Imam, rendahnya tingkat hunian ini karena peremian rusun ini dilakukan saat semester sudah berjalan.
Para mahasiswa terlanjur sudah punya kos di luar kampus.
“Tidak mungkin mereka bisa langsung pindah, karena biasanya kos minimal selama 6 bulan,” ujar Imam.
• Kakak Beradik Ini Kompak Edarkan Sabu di Tulungagung, Dibekuk Polisi Saat Kirim Barang di Jalanan
Untuk semester baru ini, sudah banyak mahasiswi yang mendaftar untuk menghuni Rusunawa ini.
Namun Imam mengaku tidak hapal jumlah pastinya.
Karena dikhususkan untuk kalangan mahasiswa, sewa per bulan pun sangat ringan.
Pengelola mempunyai kebijakan, lantai teratas yang disewakan lebih dulu.
Biayanya Rp 400.000 per kamar, untuk tiga bulan.