Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bule-bule ini Jadi Kalap Saat Acara Bantengan di Kota Batu

Ia bersama 10 warga asing lainnya itu ikutan kalap saat memerankan banteng dalam pertunjukan Bantengan Nuswantara, di Kota Batu.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Yoni Iskandar
sany eka/surya
Proses ritual memberikan minum kepada banteng yang dilakukan oleh pegiat seni di Kota Batu, Minggu (4/8). 

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Rodrigo Calderon warga asal El Salvador terlihat sangat menjiwai saat berada di tengah-tengah kerumunan banteng, Minggu (4/8).

Ia bersama 10 warga asing lainnya itu ikutan kalap saat memerankan banteng dalam pertunjukan Bantengan Nuswantara, di Kota Batu. Mereka juga jadi tontonan ribuan warga kota Batu yang mengerumuni garis finish di depan Rumah Dinas Wali Kota Batu.

Diiringi suara pecutan yang keras, saat sang pawang banteng memberikan minum banteng, Rodrigo terlihat sangat kehausan. Layaknya banteng yang sedang haus.

Pawang banteng yang diperankan oleh Abah Agus itu, menyiramkan air kembang dari sumber di Kota Batu. Air itu diberikan untuk banteng yang kehausan.

Rodrigo mengikuti kegiatan ini dan memerankan banteng karena sangat kagum dengan budaya di kota Batu, dan Malang Raya.

"Saya diajak oleh abah Agus, kebetulan saya juga sangat mencintai kesenian. Jadi saya ikut saja," ungkapnya kepada Tribunjatim.com.

Menurutnya kesenian bantengan ini merupakan wujud untuk menggugah semangat. Kesenian bantengan ini adalah kesenian yang ia kagumi selain kesenian di Bali. Selama pertunjukan, tak henti-hentinya suara pecutan itu berhenti. Diiringin pula musik tradisional yang menggugah pemain untuk beratraksi.

Festival Bantengan Nuswantara ke 11 ini merupakan acara tahunan. Tahun 2019 ini jumlah peserta lebih dari 100 yang berasal dari berbagai daerah. Dari Malang Raya hingga luar pulau. Paling jauh peserta dari Batam.

Para pegiat kesenian bantengan ini sebelumnya berkumpul di depan Stadion Brantas, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Lalu mereka diarak ke depan Rumah Dinas Wali Kota Batu Jalan Panglima Sudirman, untuk menampilkan berbagai atraksi.

JFC 2019, Fesyen Show Anne Avantie Membuka Pagelaran JFC-18

Tujuh Warga Kota Blitar yang Diduga Keracunan Rawon Masih Jalani Rawat Inap di Rumah Sakit

Mobil Porshe Seharga 2,3 Miliar Warga Lakarsantri Surabaya Tabrak Pohon di Magetan, Penyebabnya ini

Mulai atraksi menari, hingga ada atraksi debus yaitu memecahkan balok yang dipukulkan di kepala. Lantas aksi itu menjadi perhatian penonton. Ada yang berteriak, ada yang menutup mata, bahkan mereka tak ingin ketinggalan mengabadikan moment mengerikan tersebut.

Mengerikannya lagi, puluhan peserta juga mengalami kesurupan. Tapi tidak dibiarkan begitu saja, keistimewaannya para peserta sebelumnya diruwat menggunakan air kembang tujuh rupa sebelum diberangkatkan. Ya, itu bertujuan agar kesenian Bantengan tetap bisa lestari hingga beberapa tahun kedepan.

Pendik Fradana Panitia Bantengan Nuswantara, mengatakan sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan budaya ini, makanya para peserta diruwat terlebih dahulu.

"Festival Bantengan Nuswantoro ini sebagai ajang silaturahmi antar pegiat kesenian bantengan. Dari jumlah 105 peserta yang mengikuti, ada 50 peserta dari Kota Batu, sementara sisanya dari luar daerah," kata dia kepada Tribunjatim.com.

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan dengan adanya kegiatan kesenian ini bisa membuat kesenian ini lebih dikenal banyak orang.

Terlalu Banyak Mencuri, Pencuri Spesialis Alat Pertukangan di Tulungagung Ini Kebingungan

"Sudah sangat bagus sekali ada turis mancanegara yang ikut jadi peserta. Lebih menghargai para pegiat seni juga terutama di Kota Batu," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved